Lihat ke Halaman Asli

Lihatlah tanah pertiwi itu

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

lihatlah tanah pertiwi itu
telah meretak dan meruntuh
dikeruk sesuka hati
tanpa melihat akibat terjadi
.
isi alam kian gersang
banyak gedung menjulang
udara bersih tunggang langgang
diburu polusi yang menggarang
.
lihatlah tanah pertiwi itu
telah sulit membendung tangisan langit
yang dulu curahan itu memberi kesuburan
kini menjadi bencana dan rasa takut bagi yang tak berdaya
.
semesta tak lagi bersahabat
semesta telah murka
kian direntangkan jubah-jubah duka
tak ada yang melihat pertanda diberikanNya
.
lihatlah tanah pertiwi itu dengan nurani
lihatlah duka-duka nirwana
lihatlah lara rakyat tak berdaya
apa semua mata telah dibutakan dengan rupiah
.
perut bumi kian mengering
penghijauanpun telah menggersang
akibat ulah serakah meraja
berpesta pora diatas duka peritiwi
.
negara juga tidak kaya
rakyat bertambah sengsara
isi bumi bertambah kerontang
yangkan kembali mengubur diri terbenam diperut bumi
.
kemanakah kekayaan pertiwi
dimanakah hasil bumi melipah
dimanakah uang pajak setiap jiwa
kemanakah hasil devisa negara
.
hutang negara hasilkan darah dan airmata
pertikaian perebutan hak meracuni tanah pertiwi
tak perduli lagi akibat ulah-ulah diri
porak porandakan tanah subur pertiwi
.
tak terlihatkah itu tingkah laku siapa..?
apakah kan terbawa raupan serakah ke alam sana
tengadahkan tangan saat bencana datang
ketika diri terlambat memandang,menyesal dibelakang

~~

23:30

01012012

(Perjalanan dan waktu)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline