Lihat ke Halaman Asli

Tika Lestari

Bakul Handycraft

Kepingan Cinta Lama Belum Kelar

Diperbarui: 28 Mei 2024   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.canva.com/design/DAGGhlAU3Is/G1ve731pBbry1R8LzfDLRA/edit?utm_content=DAGGhlAU3Is&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=shar

Bulan September, lebih tepatnya pada tanggal 24 ba'da isya, Citra tergelitik akan pesan "Selamat malam, boleh kenalan?". Awalnya terbaca klise, tak ada kesan istimewa, rasanya sama saat mendapat chat dari operator kartu seluler. Berawal dari keisengan menanggapi, kemudian saling berbalas menceritakan diri. Muncul rasa peduli yang entah kapan disadari, langsung memenuhi isi hati. Samudra namanya, si empu pesan singkat yang membuat Citra dirundung resah setiap hari. Detik, menit, jam, bahkan setiap waktu hatinya mencari. Pesan itu mengular dan tanpa direncana melibatkan raga untuk saling inisiatif menemui.

Tidak perlu menunggu waktu yang terlalu lama untuk keduanya bersua. Hati yang sudah terpatri sulit untuk tidak saling jatuh cinta lagi. Kenapa lagi? Karena Citra sudah memiliki kekasih, tugas jauh di perbatasan untuk menjaga keamanan NKRI. Konon, sebelum memulai hubungan, kejujuran merupakan modal utama, untuk selanjutnya baru memulai cinta. Citra bukan gadis kemarin sore yang tidak paham jika Samudra telah menanam rasa cinta kepadanya. Namun Citra tidak bisa menerimanya, sebab tradisi sekeliling masih beranggapan kalau poliandri sebagai hal yang tabu.

Keputusan sudah diambilnya, membiarkan rasa cinta ini mati sebelum muncul akarnya. Tanpa mereka tau bahwa semesta selalu punya rencana, cerita di antara keduanya belum benar-benar usai. Keduanya memaksa untuk menyelesaikan kisah cinta sampai di sini saja. Menyisakan kepingan hati yang sudah patah akibat tak saling memperjuangkannya. Kehilangan seseorang rasanya memang menyakitkan, tapi lebih menyakitkan lagi jika kehilangan seseorang yang bahkan belum sempat kita miliki.

Andaikata takdir masa depan berbaik hati untuk mempertemukan keduanya lagi, bisakah keduanya menyatukan patahan hati yang terlalu lama diabaikan guna bersatu kembali?

*

"Kamu pasti senang kan sekarang, senyum-senyum di sana setiap hari, kasmaran karena cinta lama belum kelar?" Suara di seberang melalui benda pipih yang disebut smarthphone.

Sambil menata posisi bantal kursi guna menutupi sebagian wajahnya, Citra memutuskan untuk berdusta dengan suara yang keluar setengah berbisik, "Enggak, aku sangat menyedihkan sekarang," Citra kembali memikirkan bagaimana caranya dia menetralisir hatinya esok hari. "Melihatnya berkomunikasi dengan rekan wanita lain saja hatiku membara, belum lagi dia jadi idaman cegil-cegil, salah satunya anak pak lurah," bagi Citra, memikirkan cinta saat KKN itu absurd. Sebab seluruh keabsurdannya sudah bergejolak saat pengumuman kelompok dan lokasi KKN sebulan yang lalu.

"Sudah hampir tiga tahun piala, move on dong," Suara di sebarang sana berteriak heboh, siapa lagi kalau bukan Meisya, satu-satunya orang yang memanggil Citra dengan sebutan Piala. Meisya juga turut memberikan penghargaan sebagai gadis gagal move on versi kampusnya.

"Sudah ah, kamu nggak asyik, aku matiin teleponnya," Citra bergegas menyentuh warna merah di layar smartphonenya, sebelum Meisya tantrum seperti yang sudah-sudah. Meisya bosan kalau mendengar Citra yang masih saja gagal move on pada orang yang sama.

Andai move on bisa semudah ganti baju, pasti Citra sudah melupakan perasaan yang dulu pernah tumbuh. Dia berpikir, bagaimana hatinya bisa benar-benar terperangkap pada pesona pria yang bahkan tidak mengutarakan perasaannya. Dia sendiri yang memutuskan hubungan, dia juga yang galau berkepanjangan. Bertahun-tahun hatinya masih saja terpatri, tetap pada orang yang dulu dianggapnya hanya sebuah perkenalan klise. Memangnya Citra ingin terbengkalai pada rasa yang tak jelas akhirnya? Tidak sama sekali.

Pikiran Citra tak karuan, bagaimana bisa saat itu membiarkan hatinya terbagi. Meskipun tak benar-benar main belakang, tapi perasaannya sudah dipermaikan. Keningnya berkerut, berusaha menyingkirkan perasaan aneh yang menggelayuti jiwanya karena memikirkan masa lalu. Citra kesal karena mengabaikan rasa cinta yang dulu telah tumbuh. Kini dia hanya bisa menyesal, menyesal karena tidak bisa memperjuangkannya sekaligus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline