Bahan bakar minyak (BBM) merupakan energi yang tidak terbentuk dari fosil didalam oerut bumi dan diabad modern ini telah menjadi salah satu kebutuhan primer yang sangat penting bagi penduduk dunia. Melonjaknya volume pemakaian bbm disebabkan pengaturan alokasi bbm bersubsidi yang selama ini berjalan tidak tepat sasaran karena sebagian jatuh kepihak yang sebenarnya tidak berhak. Karena sebenernya subsidi tersebut dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas sehingga dirasakan tidak pantas dan tidak adil.
Penerapan kebijakan tersebut memang sangat membantu pemerintah untuk mengurangi pengeluaran apbn. Seperti biasa kebijan pemerintah selalu saja membawa dampak bagi masyarakat, dalam hal ini pihak swasta dan rakyat kecil kembali menjadi korban. Karna sebagian besar faktor yang mempengaruhi peningkatan konsumsi bbm didalam negri dirasakan pleh pihak swasta.
Alasan mengapa pemerintah mengusulkan opsi kenaikan harga bahan minyak bersubsidi salah satunya adalah perkembangan harga keekonomian bbm bersubsidi yang jauh dari harga yang berlaku saat ini. Sementara itu, alasan pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak ( bbm ) karna harga minyak dunia melonjak sangat tidak tepat. Sebab menentukan harga minyak dengan mengikuti harga pasar internasional tidak sesuai dengan jiwa uud 1925 pasal 33 dan putusan mahkama konstitusi (mk) yang telah mencabut pasal-pasal tertentu dalam uu migas no 22/2011 yang menyetujui pemberlakuan harga pasar.
Kebijan menaikan harga bbm adalah bagian dari upaya redistribusi pendapatan, jika dilihat dari besar rupiah, subsudi bbm cenderung dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah keatas yang seharusnya tidak menikmati subsidi tersebut. Harga bbm bersubsidi bisa berubah tiap saat tergantung icp, namun dalam perubahannya pemerintah dan dpr tidak perlu repot membahas, sebab subsidinya sudah tetap yaitu Rp.2000/liter.
Dilihat dari Ketahanan Nasional kondisi dinamik bangsa Indonesia belum mampu mengembangkan kekuatan atau potensi Nasinal dalam rangka untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, ganguan dari luar maupun dari dalam, baik langsung maupun tidak langsung. Dampak dari kenaikan bbm ini melihat dari ketahanan Nasional dibutuhkan pemahaman yang baik dan benar hubungan antara pancasila dan wawasan nusantara dengan ketahanan Nasional.
Dalam perspektif apapun kenaikan harga bbm selalu mendatangkan cerita buruk karna, tren kenaikan bbm selalu memberi efek domino atau multi plier efek terhadap bebagai kebutuhan masyarakat. Dampak turunan yang paling besar adalah aniknya harga kebutuhan pokok, diikuti oleh kenaikan tarif dasar listrik, transportasi dll.
Memilih menaikan harga bbm seperti memekan buah dan kebingungan, karna jika harga bbm tidak dinaikan beban negara akan semakin berat, aktifitas pembangunan pun akan terhambat, rasionalisasi penyehatan atau penyelamatan APBN pun selalu menjadi tameng yang ampun menaikan harga bbm.
Sebaliknya, jika harga bbm dinaikan, APBN akan kuat, lewat pendapatan negara yang besar dan ekonomi yang sehat. Namun, hal ini tidak akan berarti apapun, jika mayoritas masyarakat masi hidup dibawah garis kemiskinan ( terancam dibatasi subsidi ). Selain pengangguran menggila, rakyat tidak mendapat pelayanan sosial yang baik, jaminan sosial yang berkualitas, akses pendidikan dan kesehatan yang murah serta berkualitas, juga proteksi terhadap sandang-pangan-papan yang memadai.
Keputusan pemerintah untuk menaikan harga bbm bersubsidi yang semula harganya Rp.4500/liter menjadadi Rp.6500/liternya lantas menuai banyak perotes dari banyak pihak. Kondisi masyarakat yang selama ini jauh dari nilai sejahter bukanya sedikit tertolong dengan kinerja pemerintah malah semakin terasa terjepit dan terpojok dengan keputasan dinaikanya harga bbm.
Efek yang dialami warga dengan keadaan ekonomi yang serba pas-pasan selama ini sudah sangat terbebani dengan harga bahan bakar minyak yang mencapai RP.4500/liter. Sangat disayangkan bukanya ada penurunan harga yang terjadi justru kenaikan yang jauh dari kemampuan masyarakat. Kabar kenaikan harga bbm membuat masyarakat bawah merasa sangat cemas. Bagaimana tidak, untuk mencukupi pangan mereka sehari-hari saja, mereka sudah kedodoran apalagi dengan naiknya hartga bbm.
Yang menjadi pertanyaan untu saat ini ialah, mengapa ditengah harga bbm yang mahal dan mungkin akan terus mengalami kenaikan harga justru minat masyarakat ajkan kendaraan roda dua dan empat milik p[ribadi itu terus mengalami peningkatan yang tajam?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H