Lihat ke Halaman Asli

Karena Cinta Bukanlah Suatu Paksaan

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Hanya saja, wanita tegar tahu kapan saatnya ia menyerah dan bersikap tak acuh lagi. Dan, aku adalah wanita tegar."

Hallo pria cuek dengan senyum semanis mungkin,

Bolehkah aku jujur bahwa aku merindukanmu.?
Bolehkah aku jujur bahwa aku merindukan masa-masa dimana tidak ada jarak antara kita?
Kau menyambut sapaanku dengan lembut.
Kau melihatku dengan penuh makna.
Dan bolehkah aku jujur mengatakan bahwa kamu sudah berubah?

Kamu yang sekarang bukan kamu yang dulu
Kamu berubah, dan mirisnya aku tidak tahu apa alasan terkuatmu.

Jelaskan padaku mengapa hubungan kita menjadi terpecah belah seperti ini? Mengapa semuanya menjadi serumit ini? Tidak adakah harapan untukku untuk memperbaikinya kembali?


Tolong jelaskan mengapa kamu tiba-tiba meninggalkan aku disaat aku sudah mempercayaimu sepenuhnya untuk mengambil alih hatiku?
Aku bahkan tahu jam berapa kamu tiba disekolah, kendaraan apa yang kamu tumpangi, tulisan tanganmu yang khas itu. Kita mempunyai band dan club sepakbola favorit yang sama. Tidakkah cukup untuk membuktikan bahwa aku benar-benar jatuh hati padamu?

Aku bertahan disaat teman-teman mengolok dan memaksaku untuk berpindah hati. Aku bertahan dalam kesedihanku disaat mereka menjalani hidupnya dengan penuh kesenangan. Aku mempertahankanmu disaat teman-temanku membenci sikap cuekmu kepadaku.
Mungkin aku bodoh, tapi apakah mereka tidak melakukan hal yang sama jika berada diposisiku? Entahlah.

Jika aku mengetahui hasilnya akan nihil, aku memilih tidak akan mengatakan hal yang sebenarnya. Aku akan tetap memendam perasaan ini, tanpa ada yang tahu.
Tapi, disatu sisi aku lega, aku bukanlah orang yang munafik. Aku berani untuk mempertahankan apa yang menurutku masih patut untuk dipertahankan. Hanya saja, wanita tegar tahu kapan saatnya ia menyerah dan bersikap tak acuh lagi. Dan, aku adalah wanita tegar.

Aku memang mencintai kamu, tapi aku tidak akan memaksa apa saja yang akan kamu lakukan. Itu hak kamu, sepenuhnya.
Aku mencintai kamu bukan untuk dicintai kembali. Aku baru saja menemukan bahagiaku ketika mencintai kamu :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline