Lihat ke Halaman Asli

Tigaris Alifandi

Karyawan BUMN

Sudahlah, Cepat Tunjuk Pengganti Milla

Diperbarui: 17 Oktober 2018   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: bola.com

Deadline nya tadi malam. Seusai pertandingan Timnas melawan Hongkong. Apakah Luis Milla Aspas masih berminat melatih Timnas Indonesia untuk pagelaran AFF Suzuki Cup 2018. Tawaran perpanjangan kontrak untuk setahun ke depan setelah pagelaran Asian Games 2018 masih belum menemui jawaban pasti.

Tiga hari setelah Asian Games, Milla langsung pulang ke Spanyol. Disana ternyata ia fokus mengambil lisensi kepelatihan UEFA Pro. Mengundurkan diri menjadi pertanggungjawaban normatif setelah dirinya gagal membawa Timnas ke semifinal sepakbola Asian Games.

Tapi, penampilan timnas terlanjur memukau banyak orang. Banyak yang menghendaki agar Milla tetap melatih setidaknya hingga perhelatan AFF akhir tahun ini. Keindahan Filanesia ala Milla tampaknya melupakan kegagalan memenuhi target yang dicanangkan federasi. Maklum, mungkin publik tidak pernah melihat permainan sepakbola indah yang diperagakan timnas. Biasanya kita menonton timnas bermain kick and rush, bertahan, counter attack, yah, pokoknya membosankan, bikin ngantuk.

Sampai tadi malam pun, masih belum ada jawaban pasti dari Milla. Kemungkinan besar, seperti yang dikatakan Ratu Tisha, Sekjen PSSI, Milla batal melatih timnas kembali.

Ya, setelah Asian Games lalu, timnas dilatih oleh pelatih interim. Mulai dari Kurniawan Dwi Yulianto, Danurwindo, hingga Bima Sakti. Belum ada pelatih normatif, padahal pagelaran AFF dimulai November ini. Hanya sebulan waktu persiapan.

Saya tidak kaget. Tradisi lama. PSSI selalu menunjuk pelatih timnas dalam waktu mepet sebelum turnamen. Persiapan minim, target juara. Entah kenapa hal ini berulang.

Beruntung, tiga orang yang menjadi pelatih interim timnas masih tergolong "orang dalam". Bima Sakti asisten Luis Milla, Danurwindo Direktur Teknik. Praktis hanya Kurniawan yang bukan, tapi dia besar dalam kursus kepelatihan yang menempatkan Filanesia sebagai paradigma.

Dan selama timnas melakoni laga tanpa Milla, toh secara permainan memang tidak terlalu jauh berbeda. Selain skuad warisan Milla dipertahankan, tampaknya Filanesia mulai mendarah daging. Sehingga tak terlalu sulit bagi tim kepelatihan untuk membentuk skuad yang padu.

Sekarang, kita fokus ke AFF. Bulan depan, dengan format baru : home and away, kompetisi penuh pada fase grup. Persaingan menjadi lebih ketat sekarang. Lebih sulit. Bermain di kandang sendiri dan di kandang lawan.

Target PSSI ya jelas. Dari dulu. Juara. Meskipun hanya bersiap selama sebulan, efektifnya mungkin hanya 2-3 minggu. Riedl pun sering merasakannya. Tiga kali menjadi nahkoda dengan persiapan paling panjang hanya tiga bulan, tiga bulan itupun masih seleksi pemain.

Seyogyanya, jajaran tim kepelatihan sudah ditunjuk. Kalau bisa hari ini. Meskipun kita tahu bukan Luis Milla. Nama terkuat pasti Bima Sakti. Tangan kanan Milla selama ini. Memang pengalamannya masih hijau. Masih diragukan kapasitasnya menangani timnas. Tapi, dia sudah kenal seluk beluk skuad Milla. Dan sudah mendapat transfer ilmu dari Milla selama sekitar satu setengah tahun menemani. Toh, masih ada Danurwindo, empunya sepakbola Indonesia, sebagai Direktur Teknik yang membimbing Bima nantinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline