Lihat ke Halaman Asli

AKHMAD FAUZI

TERVERIFIKASI

Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

Ken Kantata 4

Diperbarui: 29 Juli 2020   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto arsip pribadi

Lihat mentari pagi
Lelah sisa senja, membakar
asam hati malam gulita
Embun berasap
Air mencoba sembunyikan riak, tapi
ruang batin terlanjur hingar

Lihat, mentari pagi
Serpihan kaca menggurat lukisan frasa
Sepuh waktu, membakar
kutil langkah sepasang kaki tua
Angin membisu!
Basah daun meminta tengadah, raut telaga
Tetapi, bayang syahdu telah melupa

Lihat mentari, pagi
Mendengar seruling sayap kupu-kupu, menghempas
luruh syahwat membaca savana
Membakar kaki bukit, jejak waktu
ditinggal sang perindu
Kuyub sendi-sendi ilusi
Memimpi malam yang sepi

Lihat mentari pagi
Sepagi kemarin ketika butiran air menyentuh
tanah luka sang pujangga
Tapi hakekat membakar abjad!
Tersisa selarik lagu lama
Deras air mata langit membanjiri pelangi

Pagi, mentari terlihat
senja

Kertonegoro, 29 Juli 2020
Salam,

Akhmad Fauzi

Foto arsip pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline