Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Ilustrasi gambar : hellenicaworld.com
(Puisi akhmad fauzi)
Jidat lapang dagu lancip Corat-coret menu pagi sup kaki manusia, telanjang nilai harga jiwa tak jauh seukuran jengkal tanah kubur diri
Nyonya besar merenda kekosongan Waktu manja meniti garis menua Sang Baron melepas kacamata kasih tega melahap perempuan muda rumput segar Menumpuk bersama timbunan harta waris purba di gudang serakah
Nyonya manja, terdiam dalam kebesaran, mematung Hilang nyawa, lunglai di atas kursi Goyang kelembutan yang tercekik tali Kekebasan sang pejantan