(Puisi akhmad fauzi)
Sentuh malam ini dengan membangun ketelanjangan
Raga remuk semu
Dingin, beku gairah
Membiar emosi lepas rindu air mata
Kata, selayaknya engkau cincang di awan
Bercumbulah,
tutup setiap jengkal kenikmatan dengan menghitung
akhir kadaluarsa makna
Beng beng!
Meleleh gumpalan otak rancu, genang bilik hampa
Akhir malam ditentukan
Malam malam yang semakin panjang
Menyetubuhi tragedi
...
Tragedi tak ubahnya dramaturgi manusia bumi agar tersadari jika Tuhan tidak pernah jauh dari sisi ramah hati manusia
Menyetubuhi tragedi lebih terbaca sebagai lintas kepastian atas motivasi yang dilakukan
Menjawab dengan air mata, Tuhan sedang hadir menemani sedih hati meratapi tragedi
Kertonegoro, 8 September 2016
Salam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H