Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Ilustrasi gambar : www.ilmufisioterapi.net
Bohong bukan merdeka Menyembunyikan pembohong ujud ketakutan nyata Benci itu terjajah Menghembuskan kebencian itu penjajah Mati jasad merdeka jiwa Mematikan jiwa, itu jasad yang terpenjara Hidup, adalah merdeka Menghidupkan kehidupan seperti terpenjara
Berita itu merdeka! Memake up berita itulah watak penjajah
Kekuasaan bukanlah merdeka Kaki kursi syair kamardekan ada pada ketulusan amanah Rakyat belum dikatakan merdeka, Sebelum suaranya merdu menggema
Tuhan simbol kemerdekaan Bagi makhluk yang memang tercipta dalam lingkaran terjajah