Lihat ke Halaman Asli

AKHMAD FAUZI

TERVERIFIKASI

Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

Zaskia, Itik, dan Pancasila Digoyang 

Diperbarui: 17 Maret 2016   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Zaskia Gotik"][/caption] 

 

 

 

Benar jika kepolisian segera bergerak cepat melakukan penyidikan atas "guyonan" pemilik trade mark goyang itik ini. Respon masyarakat serta konteks yang menjadi permasalah menjadi alasan yang kuat untuk segera ditangani agar ada kejelasan motiv dari insiden (yang dianggap)  melecehkan Pancasila di sebuah televisi swasta oleh penyanyi kondang Zaskia Gotik.

Jika dilihat dari acara itu, sangat mungkin Zaskia tidak memiliki iktikad untuk melecehkan Pancasila. Apalagi ada satu lagi guyunan yang ia lakukan (juga di acara itu yang bisa dianggap melecehkan), yaitu tentang tanggal hari kemerdekaan bangsa ini, yang dijawab ringan oleh dia 32 Agustus.

Andai saja guyonan itu melibatkan segelintir orang di sebuah warung kopi atau cafe, mungkin tidak akan sedahsyat ini efeknya. Tetapi apalacur, Zaskia terlanjur mengucap hal itu (dengan lantang pula) jika dasar negara bangsa Indonesia adalah "bebek nungging". Tak ayal, acara televisi Dahsyat itupun benar-benar berekor dahsyat sekarang.

Sekumpulan LSM mulai ancang-ancang untuk melaporkan guyonan itu ke pihak berwenang. Nitizen tidak mau kalah garang. Ocehan dan postingan mereka untuk merespon atas jawaban Zaskia dari pertanyaan Deni Catur di acara infoteimen itu bergemuruh di sosial media.

Bangga rasanya memiliki bangsa yang cepat tanggap dalam merespon adanya hal-hal yang bisa mengancam wibawa falsafah bangsanya. Menjadi suatu optimisme jika bangsa ini akan bisa besar dengan (salah satunya) ikut bersama-sama menjaga kemurnian dasar negaranya. 

 

Masih teringat, berapa kagetnya kita ketika ada seorang mahasiswa yang memposting kekesalan hatinya hanya karena antri panjang di sebuah pom bensin yang bisa melecehkan ego kedaerahan. Postingan itu sempat menjadi tren tema secara nasional. Balasan dari postingan facebook itu tidak kalah garangnya. Sampai-sampai saya tulis dalam tulisan saya tentang itu, seakan kita berada di sebuah bangsa yang asing. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline