Lihat ke Halaman Asli

AKHMAD FAUZI

TERVERIFIKASI

Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

Puisi Martabat

Diperbarui: 19 Desember 2015   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(puisi akhmad fauzi)

 

Buya harus membui
Keluar dari kepenatan wacana
Aku melihat
Hamka telah memegang kebenaran dalam penjara

Ketika sayap-sayap mengepak tirani
Paman Doblang menyapa nurani
Aku melihat
Burung merak tidak ingin diam mati berdiri
Tidak membuta tuli dan nisbi

Ketika kekonyolan lempang telanjang
Aku melihat
Semua diam, membungkam
Ada yang ingin menyuburkan bibit kedunguan

Ketika
Wajah-wajah melupa diri

 

Kertonegoro, 19 Desember 2015
Salam,

Akhmad Fauzi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline