(puisi akhmad fauzi)
Ada tangis,
Bukan karena aku punya permata seusia
Tetapi karena atmosfir hati berlobang-lobang hilang kasih sayang
Ada ketakutan!
Bukam karena kematian yang datang menghadang
Tetapi senyum manis itu tak mampu meluluhkan didih perih
dendam kebencian
Ada tanda tanya
Bukan karena berani-beraninya menebas hak manusia
Tetapi, mengapa nyawa semurah kelindan hasrat diri di dada
Ada keharuan
Karena wajah itu terlalu lugu
Mencabik-cabik kerinduan sendu insani
Seperti liarnya bola mata sang bocah tanpa dosa
Menengadah tatap hari, tanpa ketakutan menembus mimpi
Tapi, senyum mungil itu telah pergi
Menyisakan yang ditinggal, rona kegelisahan
Ransum kengerian pekerti, buah kekejian menggali sedih
Bukan tragedi yang terjadi
Tetapi kisah lirih penuh inisiasi hati
Karena, jasad itu telah menepi
Ditinggal ruh suci menuju nirwana abadi