Lihat ke Halaman Asli

AKHMAD FAUZI

TERVERIFIKASI

Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

Angelina, Dara Puspita

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(puisi akhmad fauzi)

 

 

Ada tangis,
Bukan karena aku punya permata seusia
Tetapi karena atmosfir hati berlobang-lobang hilang kasih sayang

Ada ketakutan!
Bukam karena kematian yang datang menghadang
Tetapi senyum manis itu tak mampu meluluhkan didih perih
dendam kebencian

Ada tanda tanya
Bukan karena berani-beraninya menebas hak manusia
Tetapi, mengapa nyawa semurah kelindan hasrat diri di dada

Ada keharuan
Karena wajah itu terlalu lugu
Mencabik-cabik kerinduan sendu insani
Seperti liarnya bola mata sang bocah tanpa dosa
Menengadah tatap hari, tanpa ketakutan menembus mimpi

Tapi, senyum mungil itu telah pergi
Menyisakan yang ditinggal, rona kegelisahan
Ransum kengerian pekerti, buah kekejian menggali sedih

Bukan tragedi yang terjadi
Tetapi kisah lirih penuh inisiasi hati
Karena, jasad itu telah menepi
Ditinggal ruh suci menuju nirwana abadi

‪#‎Selamatjalanangelina‬

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline