Rindu lirih suara, beradu tatap bening mata
Rindu kerling, ketika lipatan bibir gemetar basah
Rindu, tatkala bahu tersandar tetes-tetes asmara
Rindu tak terperi, dari hati menggenang sepi
Peri sahabat mimpi, merayap hamba lembut sapa lelana
Peri teman senja, berbagi iris buih-buih cita sahaja
Peri taman kasmaran, puja bahtera mahardika
Peri setangkai bahagia, di rimba gelisah
Peri, peri perinduku
Aku pun rapuh
Dan engkau
lumpuh!
*sebaiknya semakin sedikit yang harus diketahui, karena itulah seni mencipta keindahan...
Kertonegoro, 5 Februari 2015
Ilustrasi : sasterakuduniaku.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H