Lihat ke Halaman Asli

AKHMAD FAUZI

TERVERIFIKASI

Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

Terlilit Duga

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1419658857222462174

Terlalu pagi aku harus melihatmu

Hari ini, masih dari sebagian lembar

Kemarin, ketika terlahir banyak bisik ilusi

Besok, yang seharusnya aku lihat gurat wajah

Tidak seperti hari ini

Terlalu bahagia aku melihat raut

Di balik kerinduan, sepi kata sunyi suara

Di tengah gemuruh impian melepas kasih

Di pinggir rinai hujan akhir keputusan elegi

Tidak seperti lelah mata bicara kepastian

Terlalu bangga aku pernah bicara sehati

Bersenandung, ungkapan manis suara rasa

Menyanyikan, kidung kenang cumbu membara

Orkestra, kepaduan hasrat menumpahkan jiwa

Dari dialog bathin meminta ruang asmara

Terlalu aku mengumbar rasa haru

Atas terciptanya lagu cinta

Di bawah buaian janji

Yang bersembunyi

Terlalu kamu memainkan duga

Melilit setiap jeda dari frase fatamorgana

Sampai tidak lagi mampu merasa

Kertonegoro, 27 Desember 2014

Ilustrasi : kidnesia.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline