Lihat ke Halaman Asli

AKHMAD FAUZI

TERVERIFIKASI

Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

Kabilah Pengigau, Kembalilah

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1422153846257146806

Robek keperkasaan selama visi memandang kehancuran

Rata dengan tanah

Rumah indah bagi rumput-rumput liar!

Kabilah menghunus pedang

Berkilau hanya dalam sarung tangan

Hanya tergenggam

Hanya dalam lamunan

Kabilah dari serombongan hati

Yang dirindukan negeri

Untuk mendirikan keniscayaan

Dari belenggu liar obsesi

Berteduh di lebatnya awan

Mencari celah memanah matahari

Busur dilepaskan

Picing mata, rimbun duga

Mati suri kepekaaan,

Kabilah semakin menelan beban

Kabilah, atas nama konstitusi

Yang kini dicuri penyamun nurani

Saling menimpuk batu di rumah sendiri

Menjadi pondasi awal atas jarak kesemestaan

Jauh tertelungkup di bawah bebatuan

Terlentang, anak kecil melumat transkrip siasat

Kabilah saling mengigau

Berlomba saling bekhotbah

Membius tatanan, me-reka hasrat kelindan

Pintal sesak langkah, untuk saling menjerat marwah

“Aku berpuisi...”, kata sebagian negeri

“Aku sedang berdendang lagu kasmaran...”, nyaring dari seberang

Rakyat tak mau lagi mendengar sejengahpun ucap bahasa

Semua hanyalah geguritan perang sangka!

Kembalilah kabilah

Anda dirindukan jiwa-jiwa

Oleh yang masih memendam iri

Untuk melihat kilauan sudut-sudut negeri

Kabilah,

Sungkurkan jidatmu!

Ada suara lirih di antara legam tanah dengan pucuk telinga

Hai, kabilah pengigau

Ini suara rantau

Yang acapkali luput dari sapa hati

Setiap kali negeri saling berbagi

Kabilah yang lahir atas nama kesuma bangsa

Masihkah tersimpan secuil pesan di saku celana anda?

Kertonegoro, 25 Januari 2015

Ilustrasi : martin-big.blogspot.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline