Lihat ke Halaman Asli

Anas Tifa Rahma S.

Believe me you can do it!

Produktif Setiap Saat

Diperbarui: 11 November 2021   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

          Pandemi virus covid-19 telah berlalu, selama itu pula kita masyarakat Indonesia telah melewati banyak tantangan. Salah satunya adalah work from home atau yang kita kenal dengan sebutan WFH, dimana para pekerja diwajibkan bekerja dari rumah. Hal itu juga berlaku bagi para pelajar dan mahasiswa, yang dikenal dengan sebutan PJJ atau pembelajaran jarak jauh. WFH atau work from home diterapkan untuk menimalisir tersebarnya virus covid-19. Akan tetapi WFH juga memberikan beberapa dampak negatif salah satunya adalah banyaknya pekerja yang tiba-tiba terkena PHK, begitu pula PJJ yang sangat berdampak bagi para pelajar salah satunya adalah banyak siswa yang putus sekolah karena keterbatasan dalam sarana telekomunikasi dan memutuskan untuk menikah dini. Sangat disayangkan bukan? Karena masalah tersebut kemendikbud memutuskan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka atau PTM dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

          Sudah satu tahun berlalu sejak penyebaran virus covid-19 pertama kali di Indonesia, sekarang penyebaran virus tersebut sudah menurun drastis. Akan tetapi hal tersebut tidak boleh membuat kita lalai terhadap protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Para pekerja yang dulunya menerapkan sistem WFH, sekarang sudah mulai bekerja kembali di instansi masing-masing. Untuk para pelajar, PTM dilaksanakan menggunakan sistem ganjil genap dimana siswa yang memiliki nomer absen ganjil berangkat sekolah pada pagi hari atau shift pagi sedangkan siswa yang nomer absen genap berang sekolah pada siang hari atau shift siang. Sedangkan untuk mahsiswa sendiri PTM rata-rata sudah dimulai sejak bulan September 2021, meski begitu masih banyak perguruan tinggi yang belum bisa melaksanakan PTM termasuk kampus tempat saya menimba ilmu. Perkenalkan nama saya Anas Tifa Rahma Siswanti, biasa dipanggil Ifa. Sejak saya memasuki dunia perkuliahan pola hidup serta pola fikir saya berubah. Jika dulu saya masih mempunyai waktu untuk berleha-leha maka sekarang saya harus mencuri waktu diantara banyaknya tugas serta deadline yang menumpuk. Akan tetapi saya sangat menikmati peran saya sebagai seorang Mahasiswa. Dimulai dari tugas yang terus mengalir tiada henti seperti air, deadline yang bersamaan, jam kuliah yang tiba-tiba berubah, jam tidur yang tidak teratur, banyaknya kegiatan organisasi yang dikerjakan secara online yang bertabrakan dengan jadwal kuliah dan masih banyak lagi.

          Menjadi mahasiswa menyebabkan saya dapat mengatur waktu dengan lebih baik lagi. Dengan cara membuat tenggat waktu dalam mengerjakan kegiatan saya, seperti ketika saya akan mengerjakan tugas maka saya harus bisa mengerjakan tugas tersebut dalam kurun waktu satu jam atau tergantung dengan banyaknya tugas yang diberikan. Hal ini saya terapkan agar saya lebih fokus dalam mengerjakan tugas dan waktu yang tersisa dapat digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat lainnya seperti mengikuti webinar. Kegiatan yang sering saya lakukan setiap hari adalah melakukan zoom meeting karena kuliah dan juga webinar, mengerjakan tugas dari dosen, berdiskusi dengan teman membahas tentang proposal PKM dan juga matkul atau mata kuliah, mengistirahatkan fikiran dengan cara berselancar di dunia maya, membantu orangtua dan beribadah. Untuk kegiatan selingan yang biasanya saya lakukan sewaktu tidak ada jadwal matkul adalah keluar rumah untuk bermain dengan teman. Entah itu bersepeda keliling desa atau taman, makan di angkringan, cerita ini itu dan lain sebagainya. Hal tersebut saya lakukan untuk menghilangkan penat di fikiran dan untuk membuat fikiran kembali menjadi fresh. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari selalu ada tantangan yang saya dapatkan seperti rasa malas yang berlebihan. Untuk mengatasi hal tersebut saya sering menuruti apa yang diinginkan oleh tubuh dan fikiran saya, jika sudah maka secara otomatis mereka dapat diajak kerjasama dalam mengerjakan kegiatan sehari-hari. Kalau kalian bagaimana cara mengatasi rasa malas yang berlebihan? Jawab dikolom komentar ya! Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline