Lihat ke Halaman Asli

Kuncir Taucang Pria Tionghoa

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13274619121008198242

Pasti kita sering melihat Pria Tionghoa dalam film drama-drama Asia menguncir rambutnya dengan sebagian kepala botak. Kuncir rambut pria Tionghoa tersebut ada pada zaman Dinasti Qing (1644-1911) merupakan gaya rambut bangsa Manchu, dimana setengah bagian depan kepala dibotakkan sedangkan setengah rambut di bagian belakang kepala dibiarkan panjang dan dikuncir. Kuncir ini di sebut Taucang yang dianggap penghinaan oleh bangsa Han, yang menganggap rambut adalah turunan yang didapatkan dari leluhur. Di zaman tersebut, bagi orang Han yang tidak mematuhi peraturan ini akan menghadapi hukuman penggal.

Bangsa Manchu merupakan suku bangsa yang pandai dalam berkuda. Jadi, untuk memudahkan dalam berkuda, serta tidak menghambat berkuda, rambut depan mereka dibotakkan dan bagian belakang diikat. Jika tidak, rambut akan tertiup angin kencang dan akan mengganggu dalam mereka berkuda. Kemudian, Lama kelamaan tradisi menguncir rambut ini menjadi kebiasaan dan budaya orang Manchuria atau bangsa Manchu.

13274621251891653976

Istilah yang populer di zaman tersebut adalahingin kepala, potong rambut; ingin rambut, potong kepala. Dimana bagi orang Han yang tidak mematuhi peraturan kuncir rambut akan menghadapi hukuman penggal. Banyak juga yang langsung membotakkan kepala serta menjadi biksu untuk menunjukkan perlawanan tersebut.

Dr. Sun Yat Sen yang merupakan tokoh nasional China atau Bapak modernisasi China merupakan salah satu yang menolak berkuncir sebagai bentuk perlawanan terhadap Dinasti Qing. Setelah Republik China berdiri, otomatis tradisi kuncir ini juga hilang dengan sendirinya pada orang Manchuria sekalipun.

-Tien Chi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline