Lihat ke Halaman Asli

Badai dalam Rasa

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12900952251769004990

Aku terpaku, badai dalam rasa ini begitu beratnya... Ku pandangi sekelilingku Di ruang tamu ini, kita biasa berbincang, bercanda, diskusi, menghabiskan sore kita dengan segelas teh hangat yg nikmat Di ruang tengah ini,kita senantiasa bercanda, bermesraan, bergurau, Sambil mendengarkan alunan lagu lewat tarian jemarimu memainkan gitar Di teras ini, kau senantiasa menunggu kedatanganku, kita nikmati malam dengan sentuhan angin malam, sambil bercanda di temani mie ayam kesukaan kita, Di ruang makan ini, kita selalu bersama menikmati hidangan makan yang aku buat khusus untukmu, Apapun makanannya, semua masakkanku adalah makanan faforitku, demikian pernah kau katakan itu pdku. Di kamar ini, ahhhh... Kamar yg indah, kamar kita berdua. Semuanya... Kembali aku pandangi satu persatu ruangan-ruangan rumah kita, rumah yg senantiasa kita nyanyikan. Ini terakhirku...disini... Ini menjadi kenangan kau dan aku. Semua... Menjadi neraka bagiku, manakala datang badai prahara diantara kita. Manakala datang seorang yang merusak semua keindahan kita. Kini...akhirnya harus aku tinggalkan semua Beku Bisu Sepi Dalam amarah rasamu dan rasaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline