Lihat ke Halaman Asli

Hukum Harus Tegak, Jangan Direduksi Pengertiannya!

Diperbarui: 29 Juli 2020   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hukum Harus Tegak, Jangan Direduksi Pengertiannya apa yang tertulis dalam undang-undang dasar 1945 pasal 1 ayat 3 yakni Negara Indonesia adalah negara hukum.

Hukum menurut E. Utrecht ialah suatu himpunan dari segala peraturan yang di dalamnya berisi tentang perintah serta larangan yang mengatur tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh setiap individu di dalam masyarakat tersebut.\

Dalam praktiknya, hukum bukanlah hanya sebatas aturan tertulis dan tidak tertulis (hukum yang hidup dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat/adat) tapi pengertiannya juga harus disebar luaskan dan penegakannya harus ditegakkan tanpa tebang pilih.

Siapapun itu,dihadapan hukum semuanya adalah sama, sebagai warga masyarakat yang hidup di negara hukum sudah menjadi keharusan untuk mentaati aturan-aturan yang telah ada, jika melanggar maka konsekuensinya adalah sanksi.

Hans Kelsen membagi norma hukum menjadi dua, pertama norma sekunder yang berisikan larangan dan suatu perbuatan, sedangkan yang kedua yakni norma utama berisikan larangan suatu perbuatan dan peletakan sanksi atas larangan tersebut.

Di era yang serba terbuka ini, hukum bukan lagi momok menakutkan sehingga semua orang kaku dalam berkehidupan menganggap bahwa hukum itu adalah sanksi kalau tidak penjara sekian tahun yaaa hukuman mati, dan hari ini hukum tidak seperti apa yang dibayangkan oleh sebagian orang dahulu kala.

Lembaga penegak hukum sudah mulai terbuka, tidak sedikit masyarakat yang berani bersuara serta melaporkan suatu tindak pidana maupun perbuatan melawan hukum lainnya, dan hal itu adalah suatu kesadaran dari masyarakat itu sendiri, mereka menyadari bahwa hukum bukan sekedar sanksi tapi juga aturan yang harus di taati untuk menjadi peringat bagi siapapun itu tanpa terkecuali.

Semangat penegakan hukum tentu harus kita dukung sepenuhnya, tapi bukan hanya seberapa banyak dan seringnya penegak hukum itu menegakkan hukum, jangan sampai ada anggapan serta penilaian yang keliru dengan mengatakan bahwa jika penegakan hukum itu banyak dilakukan maka para penegak hukum kita sudah bekerja dengan maksimal.

Namun saya ingin berpendapat lain bahwa jika penegak hukum sibuk menegakan hukum mau adil atau tidak dan itu meningkat setiap tahunnya maka itu adalah suatu persoalan yang harus segera di selesaikan.

Artinya apa!! ada yang tidak beres dalam hukum kita sehingga pengertiannya direduksi atau di kurangi.

Saya ingin mengajak pembaca berpikir kritis jika makin sibuk penegak hukum menegakan hukum sampai banyak orang di penjara bahkan sampai over kapasitas lapas dan ruang tahanannya, maka itu artinya ada yang tidak beres, dan pemerintah harus hadir untuk me-nyelesaikannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline