Masalah isu Papua merdeka, sejak kelahirannya organisasi ataupun kelompok-kelompok yang menamakan diri sebagai OPM (Organisasi Papua Merdeka) maupun KNPB (Komite Nasional Papua Barat) hingga kini belum juga tuntas, kelompook-kelompok tersebut sering membuat masyarakat resah, kali ini OPM wilayah Membramo menembak seorang anggota TNI Pendeta dan rekannya serta menyandra, tak disangka anggota TNI tersebut juga berprofesi sebagai pendeta yang pada saat itu sedang melaksanakan patroli.http://news.detik.com/berita/3084504/2-anggota-tni-tewas-ditembak-di-papua-jenazah-disandera-pelaku
Kali ini masyarakat Kabupaten Mamberamo Raya berduka atas kejadian penembakan disertai dengan penyanderaan tersebut, tidak hanya itu kelompok yang bersebrangan dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) juga menyebarkan isu akan mengibarkan bendera Bintang Kejora (BK).
Kejadian tersebut sengaja dilakukan pada saat 1 Desember, karena menurut kelompok OPM hari tersebut merupakan hari lahirnya Organisasi Papua Merdeka ke 54, pelaku penembakan dan penyanderaan diotaki oleh Kosmas Makabobri, yang setiap saat aksinya tak segan-segan melukai dan menghabisi sasaran baik warga sipil maupun aparat keamanan.
Sementara itu menurut Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, juga telah mendapat informasi soal dugaan penghadangan dan penyanderaan dua anggota TNI AD di wilayah Membramo oleh sekelompok orang bersenjata yang diduga anggota Organisasi Papua Merdeka, selengkapnya di : http://daerah.sindonews.com/read/1065737/174/kapuspen-tni-akui-dapat-info-soal-penyanderaan-perwiranya-di-papua-1448899374.
Sedangkan menurut Kapolres Mamberamo AKBP. Terry Levi mengatakan, bahwa informasi yang diperoleh, jumlah senjata yang beroperasi di Mamberamo Tengah diprediksi hanya memiliki 1 pucuk senjata. Dari Jumlah persenjataan yang masih berada di tangan kelompok OPM.
Kejadian ini mengakibatkan korban jiwa yang dialami oleh Mayor Inf. John De Fretes, S.TH dan kedua anggotanya yang berhasil meloloskan diri, dikabarkan bahwa korban biasanya memberikan ceramah kerohanian dibeberapa tempat khususnya di daerah – daerah pedalaman, hal tersebut membuat masyarakat sangat terpukul atas meninggalnya sang pendeta.
Ini sungguh tindakan yang sangat tidak manusiawi, seorang pendeta yang biasanya mengisi siraman rohani di gereja dibunuh dengan sangat kejam oleh kelompok separatis OPM, hal tersebut membuat masyarakat geram atas tindakan OPM yang saat ini semakin brutal. Akibat adanya kejadian ini, pembangunan diwilayah Papua terhenti karena situasi tidak kondusif, maka dari situ pihak keamanan TNI maupun Polri saat ini sedang melakukan penyisiran dan pengejaran terhadap pelaku penembakan, yang dipimpin oleh Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Herman Asaribab.
Seluruh Masyarakat Papua mengecam keras atas kejadian tersebut, dan meminta kepada pihak keamanan agar segera meringkus kelompok-kelompok OPM dari tanah Papua, sebab OPM membuat tanah Papua selalu tidak kondusif dan menghambat kemajuan tanah Papua, serta membuat Papua semakin terpuruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H