Lihat ke Halaman Asli

Menuju Kebahagiaan

Diperbarui: 18 Mei 2024   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam Islam, lingkungan toxic atau lingkungan yang penuh dengan pengaruh negatif dan membahayakan kesehatan mental dan spiritual sangatlah dilarang. Lingkungan toxic ini dapat ditemukan di mana saja, seperti di tempat kerja, sekolah, rumah, bahkan dalam hubungan pertemanan atau keluarga.

Meninggalkan lingkungan toxic memang tidak mudah, tetapi demi kesehatan mental dan kebahagiaan, sangatlah penting untuk dilakukan. Dengan tekad dan langkah yang tepat, pasti bisa melakukannya. Ingatlah bahwa kamu berhak untuk bahagia dan hidup dalam lingkungan yang positif.

Dalam Islam, meninggalkan lingkungan yang toxic sangat dianjurkan demi menjaga kesehatan mental dan spiritual, di beberapa surah dalam Al-Qur'an juga menjelaskan bahwa lingkungan yang toxic atau tidak sehat lebih baik di tinggalkan untuk : 

  • Mencari Kebaikan: Kita diperintahkan untuk mencari kebaikan dan menjauhi keburukan. Lingkungan toxic penuh dengan keburukan, seperti perundungan, fitnah, dll, yang dapat merusak iman dan akhlak. (QS. Al-A'raf: 158)
  • Menjaga Persaudaraan: Islam menekankan pentingnya persaudaraan dan saling menghormati. Lingkungan toxic sering kali diwarnai dengan perpecahan, permusuhan, dan saling menjatuhkan, yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. (QS. Al-Hujurat: 10)
  • Menjaga Kesehatan Mental: Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Terpapar lingkungan toxic dalam jangka panjang dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan bahkan penyakit fisik. (QS. An-Nisa': 1)

Banyak sekali kisah para nabi yang bisa dijadikan contoh yang menunjukkan pentingnya meninggalkan lingkungan toxic diantaranya : 

Nabi Muhammad SAW Ketika Meninggalkan Mekkah:

Nabi Muhammad SAW dipaksa untuk meninggalkan Mekkah karena penganiayaan dan penindasan dari kaum Quraisy. Mekkah pada saat itu merupakan lingkungan yang toxic bagi Nabi dan para pengikutnya. Mereka dihina, diboikot, dan bahkan diancam akan dibunuh. Nabi Muhammad SAW akhirnya hijrah ke Madinah untuk mencari tempat yang lebih aman dan kondusif untuk menyebarkan agama Islam.

Nabi Ibrahim AS Meninggalkan Tempat Kelahirannya :

Nabi Ibrahim AS meninggalkan tempat kelahirannya di Babilonia karena kesyirikan dan kebiasaan buruk masyarakat di sana. Dia memilih untuk pindah ke Kanaan dan membangun kehidupan baru yang lebih sesuai dengan ajaran Islam.

Nabi Luth AS:

Nabi Luth AS juga meninggalkan tempat tinggalnya di Sodom karena kemaksiatan dan perbuatan tercela penduduknya. Dia mengajak mereka untuk kembali ke jalan yang benar, namun mereka menolaknya. Akhirnya, Nabi Luth AS dan para pengikutnya diusir dari Sodom dan membangun kehidupan baru di tempat lain.

Berikut beberapa tips meninggalkan lingkungan toxic dalam Islam:

  • Kenali tanda-tandanya: Sadari ciri-ciri lingkungan toxic seperti yang disebutkan sebelumnya.
  • Istighfar dan Amanah:Mohon ampun dan kekuatan kepada Allah SWT untuk menghadapi keadaan ini.
  • Tetap Sabar dan Tegas: Meninggalkan lingkungan toxic membutuhkan waktu dan kesabaran. Berdiri teguh pada pendirianmu dan jangan mudah terombang-ambing.
  • Cari Dukungan: Carilah dukungan dari orang-orang yang positif dan suportif, seperti keluarga, teman, atau ustadz/ustadzah.
  • Tetapkan Batas: Jelasikan batasan Anda kepada orang-orang toxic dan konsekuensinya jika dilanggar.
  • Bersikap Asertif: Belajarlah untuk mengatakan "tidak" dengan tegas dan tunjukkan bahwa Anda tidak akan mentolerir perilaku toxic.
  • Tinggalkan Jika Diperlukan: Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk meninggalkan lingkungan toxic sepenuhnya, seperti pindah kerja,sekolah, atau bahkan memutuskan hubungan dengan orang-orang toxic.
  • Fokus pada Perbaikan Diri: Gunakan pengalaman ini untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh. Fokuslah pada pengembangan diri dan pencapaian tujuan positif Anda.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline