Lihat ke Halaman Asli

Tias Anggraini

Aku Kamu dan Dia

Tegas Bukan Berarti Keras

Diperbarui: 20 September 2021   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum ayah/bunda

Bagaimana kabarnya keluarga di rumah ? Semoga sehat selalu ya. Ayah bunda, pernah di bentak sama anak ? Kalau anak merengek suka bingung sendiri harus diapain. 

Minta ini itu, maunya diturutin. Sangking gak sabar menasehati anak, jadi main tangan sendiri. Suka nyubit dan memukul. Haduh, jangan sampai begitu ya ayah bunda. Kasihan kan, kalau anaknya dimarahi sampai babak belur. Bisa-bisa tanpa sadar kita membentuk sifat karakter anak menjadi buruk. Anak suka marah, bandel, dan membentak. Na'udzubillahimindzalik...

"Ah enggak papa kok, orang zaman dahulu juga ngelakuin hal itu. Tuh, hasilnya anak gak berani sama orang tuanya. jadi lebih manut." Iya sih, jadi lebih manut. Ada juga, yang membiarkan anaknya nangis berlarut-larut, berharap "Entarkan, berhenti sendiri. "

Pola asuh kita terhadap anak akan dikenang selalu hingga mereka dewasa, bun. Mungkin, reaksi anak ketika itu hanya bisa terdiam atau membangkang. Perlu diingat, setelah dia menjadi seorang yang dewasa nanti. 

Pasti mereka akan bertanya-tanya, " Mengapa dulu aku sering dicubit ? Mengapa aku sering dimarahi ? Padahal aku gak ngelakuin kesalahan." Seiring berjalannya waktu. mereka akan bertanya seperti itu.

Ayah/bunda, pernah mendengarkan kisah sang penakhluk Konstantinopel "Muhammad Al-Fatih" ? Jika belum, mari kita ulas sedikit mengenai cerita beliau. Cara bagaimana orang tua mendidik anaknya sampai menjadikan anak tersebut menjadi seorang pemimpin di usia muda. 

Islam menganggap bahwa peran ayah sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Tugasnya tidak hanya menafkahi anak dan istrinya, melainkan juga menjadi kepala rumah tangga yang mampu membimbing keluarga untuk menggapai surgaNya. Maka daripada itu, peran ayah dalam mendidik anak sangatlah efisien. Seorang ayah dapat membentuk karakter anak menjadi pribadi yang tangguh bermental baja, dan senantiasa taat kepada Allah Subhanallahu Wata'ala. 

Mengapa demikian ? Bukankah seorang ibu yang seharusnya menjadi pendidik pertama untuk anak-anaknya? Pernahkah ayah/bunda mengalami hal ini ? Ketika seorang ibu memerintahkan anaknya untuk segera sholat mereka tidak bergegas (banyak alasan) tetapi jika ayahnya sudah bertindak  mereka langsung sigap melaksanakannya. 

Terbukti ternyata anak itu lebih manut ketika ayahnya sudah membawa sapu lidi dengan nada tinggi berkata,"Ayo !! Cepat Sholat.". Hehe...padahal belum sempat memukul, anak sudah lari pergi ke masjid.

Namun sayangnya, peran ayah tersebut sebagai pendidik mulai tergantikan, tak kala dia sibuk pergi untuk berkerja. Pergi pagi pulang pagi. Hampir tak ada satu hari pun bersama keluarga. Sehingga ibu, menjadi madrasah pertama bagi sang anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline