Lihat ke Halaman Asli

tiara Septiana

Tiara Septiana

Mapag Sri Sebagai Wujud Rasa Syukur

Diperbarui: 9 Mei 2022   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber photo:https://mediasuaranasional.blogspot.com/2018/04/mempertahankan-adat-tradisi-pemdes.html

       Mungkin masih ada yang belum tahu mengenai budaya Mapag Sri yang ada di indonesia khususnya  daerah Jawa,  budaya Mapag Sri memiliki arti menjemput padi, dalam Jawa halus, mapag berarti menjemput, sedangkan sri dimaksudkan padi. Mapag Sri merupakan adat yang dilaksanakan untuk menyambut datangnya panen raya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang Mahaesa.

Mapag Sri biasanya dilaksanakan setiap satu tahun sekali, adapun hal yang menyebabkan Mapag Sri tidak dilakukan ialah dikarenakan faktor keamanan, dan faktor buruknya hasil panen sehingga upacara Mapag Sri tidak dilaksanakan.

Hal yang dilakukan sebelum upacara Mapag Sri ialah dengan melakukan Musyawarah yang dilakukan kepala desa  kepada pemuka masyarakat, hal tersebut dilakukan untuk membahas hari dan dana yang akan diperlukan untuk melaksanakan upacara Mapag Sri, setelah melakukan musyawarah maka selanjutnya ialah dilakukan pemutan dana secara bersama-sama, dan dilanjutkan dengan pembuatan panitia upacara,  sehari sebelum upacara Mapag Sri dilakukan para perempuan berkumpul dan bergotong-royong memasak untuk upacara Mapag Sri.

Mapag Sri yang dilaksanakan di Indramayu khususnya di desa Cadangpinggan, biasanya diselenggarakan di Lapangan desa atau balai desa Cadangpinggan,dikarenakan pemilihan tempat tersebut merupakan tempat yang strategis dan dekat dengan jalan raya. Adapun  waktu ketika melaksanakan Mapag Sri ialah dari pukul 10.00 -- 16.00  dimana seluruh petani berkumpul menyaksikan urutan prosesinya hingga acara selesai, pertunjukan yang ada dalam budaya Mapag Sri biasanya pertunjukan tari topeng,  wayang kulit dan sandiwara.

Dalam pertunjukan Mapag Sri, biasanya panggung yang akan  digunakan untuk melakukan pertunjukan tersebut terdapat beberapa sesajen, dan setelah pertunjukan selesai, di selenggarakan juga beberapa permainan tradisional yakni permainan panjat pinang yang dimana akan diikuti oleh masyarakat desa cadangpinggan khususnya para pemuda untuk merebutkan hadiah yang ada.

Setelah selesai upacara Mapag Sri, para petani dan masyarakat yang ada di desa cadangpinggan berkumpul serta bergotong-royong membersihkan sampah-sampah yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline