Media Sosial Sebagai Penguat Seni Tari Tradisional Jawa di Era Covid 19
Tiara Salsabila Prihastuti , Dr. Eka Titi Andaryani, S. Pd., M. Pd.
Mahasiswi PGSD, Dosen PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang
Media sosial sendiri pada dasarnya adalah bagian dari pengembangan internet, Media sosial atau sering juga disebut sebagai sosial media adalah pelantar digital yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berinteraksi atau membagikan konten berupa tulisan, foto, video, dan merupakan pelantar digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya.
Dan seni Seni adalah cara manusia mengkomunikasikan gagasan, emosi, pengalaman, atau pandangan dunia mereka kepada orang lain atau untuk merefleksikan diri mereka sendiri dengan ekspresi kreatif dari pemikiran, perasaan, dan ide manusia yang diwujudkan melalui berbagai media atau bentuk, seperti lukisan, musik, tari, sastra, seni pertunjukan, seni rupa.
Penggabungan antara media social sebagai platform untuk mengambangkan seni tari tradisional jawa di era covid 19 banyak berdampak positif , Media sosial memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat seni tari tradisional Jawa, terutama di era pandemi COVID-19. Pandemi telah membatasi pertunjukan langsung dan interaksi sosial, sehingga media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk menjaga dan mengembangkan seni tari tradisional Jawa.
Dengan adanya media social sebagai penguatan dalam Pengenalan dan Pendidikan dalam Media sosial memungkinkan para seniman tari tradisional Jawa untuk membagikan informasi, sejarah, dan makna di balik tarian-tarian mereka kepada audiens yang lebih luas.
Mereka dapat mengunggah video tutorial, artikel, dan posting yang memberikan pemahaman lebih mendalam tentang seni tari Jawa kepada generasi muda yang mungkin tidak memiliki akses langsung ke budaya tari tradisional yang ada di jawa . Promosi Pertunjukan dan Workshop dengan generasi muda yang menjadi penari tradisional Jawa dapat memanfaatkan platform media sosial untuk mempromosikan pertunjukan mereka, lokakarya, atau acara budaya terkait. Ini dapat membantu mereka menjangkau khalayak yang lebih besar dan mendukung keberlanjutan seni tari tradisional.
Media sosial memungkinkan para seniman tari tradisional Jawa untuk terhubung dengan sesama seniman, peneliti budaya, dan peminat seni dari seluruh dunia. Ini membuka peluang untuk kolaborasi, pertukaran ide, dan pembelajaran antarbudaya yang dapat memperkaya seni tari Jawa.
Media sosial dapat menjadi penyimpanan atau pengarsipan dan pelestarian dalam kebudayaannya . Para penari dapat menggunakan media sosial untuk mengarsipkan rekaman pertunjukan tari tradisional Jawa, sejarah, dan warisan budaya terkait. Ini dapat menjadi sumber berharga untuk pelestarian dan dokumentasi seni tari tradisional jawa yang dibawakan.
Adanya interaksi dengan penonton melalui media sosial memungkinkan interaksi langsung dengan penonton dan penggemar. Penari dapat menerima umpan balik, pertanyaan, dan komentar dari penonton mereka, sehingga memperkuat ikatan antara seniman dan khalayak. Media sosial juga memberikan ruang untuk eksperimen dan inovasi dalam seni tari tradisional.