Lihat ke Halaman Asli

Tiara S.A

Mahasiswa

Strategi untuk Karyawan Jakarta Mengatasi Amarah dan Meningkatkan Harmoni

Diperbarui: 4 Januari 2025   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi

Jakarta merupakan salah satu kota tempat para pekerja keras mencari nafkah. Namun, tuntutan pekerjaan, tekanan dari atasan, dan dinamika lingkungan kerja sering kali menjadi tantangan besar. Kondisi ini dapat memengaruhi motivasi karyawan untuk bekerja, bahkan hingga memicu stres dan depresi. Di tengah tuntutan yang terus meningkat, amarah di tempat kerja sering muncul tanpa disadari. Tekanan deadline, perbedaan pendapat dengan rekan kerja, hingga ekspektasi yang tidak terpenuhi dapat menjadi pemicunya. Tidak sedikit karyawan yang memilih resign karena stres berat dan depresi akibat beban kerja yang terlalu tinggi.

Amarah yang tidak dikelola dengan baik tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga fisik. Secara psikologis, sering marah dapat meningkatkan kecemasan, stres, dan risiko depresi. Dampak ini kemudian menjalar ke kesehatan fisik, seperti tekanan darah tinggi, gangguan tidur, hingga masalah jantung. Ketika seseorang terus-menerus merasa tertekan, tubuh akan memproduksi hormon stres seperti kortisol dalam jumlah berlebih. Dalam jangka panjang, hal ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memicu berbagai penyakit.

Di Jakarta, lingkungan kerja yang serba cepat sering kali memicu konflik antar-rekan kerja. Persaingan yang ketat, tekanan dari atasan, dan komunikasi yang kurang efektif menjadi sumber friksi yang memperburuk suasana kerja. Jika dibiarkan, situasi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental individu, tetapi juga menurunkan produktivitas tim secara keseluruhan.

Mengelola amarah bukan berarti menahannya atau menyangkalnya, tetapi memahami dan menyalurkannya dengan cara yang sehat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Kenali Pemicu Emosi: Identifikasi situasi atau perilaku apa saja yang sering memicu emosi Anda.
  2. Atur Napas dan Tenangkan Diri: Tarik napas dalam-dalam, meditasi, atau berjalan santai dapat membantu meredakan emosi secara instan.
  3. Komunikasikan Perasaan dengan Tepat: Sampaikan perasaan Anda secara terbuka, tetapi tetap sopan dan tidak menyerang pihak lain.
  4. Cari Dukungan Profesional: Jika amarah mulai mengganggu keseharian, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor.

Perusahaan juga memiliki peran penting dalam menciptakan budaya kerja yang kondusif. Memperkuat komunikasi, mengedepankan empati, dan memahami kebutuhan antar-rekan kerja adalah langkah yang dapat meminimalkan konflik sekaligus menjaga produktivitas tim.

Bagi Anda yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang cara mengelola amarah dan menjaga kesehatan mental, IMInspirasiTalk 2 adalah kegiatan yang tepat. Seminar ini mengusung tema "Anger Management 101", yang akan membantu Anda memahami jenis-jenis amarah, dampaknya, serta strategi untuk mengatasinya secara efektif baik itu di lingkungan kerja ataupun lingkungan diluar kerja.

Selain itu, acara ini juga akan menjadi momen peluncuran buku "Street Fighter" karya Drs. Mohsein Saleh Badegel, S.H., M.Sc. Buku ini sarat dengan inspirasi dan motivasi untuk menghadapi tantangan dunia kerja, terutama terkait kesehatan mental. Dengan membaca buku ini, Anda akan mendapatkan wawasan tentang cara menjaga hubungan sosial yang lebih baik serta terbebas dari stres dan depresi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline