Lihat ke Halaman Asli

Tiara Oktaviani Saoban

Bekerja dan kuliah

"Fenomena Komentar Negatif di Media Sosial: Sebuah Tinjauan Sosiopsikologis"

Diperbarui: 2 Januari 2025   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber foto: iStock credit: KatarzynaBialasiewicz)

Fenomena Komentar Negatif di Media Sosial dan Kaitannya dengan Tradisi Sosiopsikologis dalam Komunikasi

Media sosial adalah ruang besar tempat semua orang bebas berkomunikasi dan mengekspresikan opini. Sayangnya, kebebasan ini sering dimanfaatkan untuk hal negatif, salah satunya adalah komentar-komentar toxic atau negatif yang sering muncul di berbagai platform. Mulai dari kritik yang tidak membangun, ejekan, hingga hate speech, fenomena ini seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya digital.

Fenomena ini bisa dianalisis menggunakan tradisi sosiopsikologis dalam komunikasi, yang fokus pada bagaimana psikologi individu memengaruhi pola komunikasi dan perilaku. Tradisi ini melihat komunikasi sebagai proses yang dipengaruhi oleh kepribadian, persepsi, dan hubungan antara orang-orang.

Mengapa Komentar Negatif Begitu Mudah Tersebar?

Komentar negatif di media sosial biasanya muncul karena beberapa alasan psikologis. Salah satunya adalah anonimitas yang diberikan platform media sosial. Ketika seseorang merasa identitasnya tidak diketahui, mereka cenderung lebih berani mengatakan sesuatu yang biasanya tidak akan mereka katakan secara langsung. Selain itu, efek bandwagon atau ikut-ikutan juga memainkan peran besar. Ketika seseorang melihat komentar negatif lain, mereka merasa "aman" untuk ikut berkomentar tanpa takut disalahkan.

Dari sudut pandang tradisi sosiopsikologis, ini menunjukkan bahwa komunikasi di media sosial tidak hanya tentang pesan yang disampaikan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor internal, seperti emosi, kebutuhan akan validasi, atau bahkan rasa frustasi yang diproyeksikan dalam komentar.

Dampak pada Hubungan dan Perilaku

Komentar negatif ini tidak hanya berdampak pada orang yang menerima, tetapi juga pada yang memberi. Bagi penerima, komentar negatif dapat memengaruhi kesehatan mental, seperti menurunkan rasa percaya diri atau memicu kecemasan. Sedangkan bagi pemberi komentar, perilaku ini sering kali membuat mereka terjebak dalam lingkaran komunikasi negatif yang sulit dihentikan.

Dalam tradisi sosiopsikologis, hubungan ini dijelaskan melalui teori stimulus-respons. Artinya, komentar negatif (stimulus) yang diterima seseorang bisa memicu respons emosional, yang kemudian berlanjut menjadi konflik atau pola komunikasi yang kurang sehat.

Bagaimana Menghadapinya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline