Media pembelajaran merupakan sarana dalam rangkaian pembelajaran yang menciptakan suasana belajar menjadi interaktif dan menyenangkan. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan memusatkan kepada anak untuk mencurahkan perhatiannya secara tinggi. Media pembelajaran ini memberikan tantangan kepada anak untuk berpikir, mencoba belajar dengan cara yang berbeda penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi anak secara optimal. Kehidupan akan terus mengikuti perubahan zaman, di era modernisasi sekarang, media pembelajaran tidak hanya berupa bentuk barang saja lebih dari itu penggunaan power point, video edukasi dan permainan-permainan kecil yang dibungkus dengan teknologi memberikan rangsangan baru untuk anak dalam mempelajari sesuatu dengan lebih cepat.
Pada hari kamis tanggal 13 April 2023, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Cibiru jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) menjalani observasi pada siswa sekolah dasar yang dibimbing oleh Dosen Pengampu salah satu mata kuliah yaitu Ibu Triana Lestari, S.Psi, M.Pd.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan bahasa anak sekolah dasar. Kegiatan ini merupakan bagian dari perkuliahan Perkembangan Peserta Didik SD dengan metode PJBL. Observasi ini dilakukan oleh kelompok 3 yang beranggotakan 4 orang, yaitu Nia Sania, Nisrina Muthia Khoerunisa, Nurul Mutia Ramdhani dan Tiara Nur Fatwa yang bekerja sama dengan SDN 247 Sukapura kepada siswa kelas 5 dengan jumlah siswa 28 orang.
Perkembangan dan pertumbuhan sejatinya akan dilalui oleh setiap individu. Perkembangan bahasa menjadi aspek penting untuk berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal. Dengan kegiatan observasi, pengamatan yang dilakukan akan menemukan apakah ada hal yang harus dipahami dan perlu bimbingan sehingga berkembang ke arah yang lebih baik dengan bantuan dari orang dewasa yang secara stabil baik dalam menggunakan kaidah berbahasanya seperti orang tua maupun guru.
Perkembangan bahasa pada anak sekolah dasar usia 7-12 tahun sederhananya sudah bisa berkomunikasi baik dengan teman sebayanya, bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran dan hatinya. Pendidik mempunyai peranan penting dalam memperhatikan peserta didik dari perkembangan bahasa nya, dimulai dari bagaimana dia berkomunikasi dengan teman sebayanya, dengan orang tua ataupun dengan guru ketika di sekolah. Anak adalah peniru ulung sejati, terkadang sebagai orang dewasa kita seringkali kurang menghiraukan bahasa kita ketika berbicara didepan anak. Sehingga anak secara tidak langsung menyerap dan mengikuti bahasa dari lingkungan sekitarnya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada peserta didik usia 11-12 tahun mereka mampu mengontrol dan mengkondisikan bahasanya ketika berkomunikasi dengan orang yang lebih dewasa dengan penggunaan intonasi yang tepat walaupun hanya dilakukan oleh beberapa orang, kalimat yang mereka gunakan ketika sedang berkomunikasi pun tergolong kompleks dan nyambung dengan alur pembahasan.
Permasalahan yang ditakutkan ialah anak menggunakan bahasa kasar ketika berbicara. Kami menemukan beberapa anak yang berkata kasar ketika berkomunikasi dengan temannya, mereka kurang baik dalam mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh orang yang sedang berbicara di depan kelas. Selain itu, anak kurang memahami bentuk bahasa tubuh ketika berkomunikasi.
Maka dari itu, untuk mendukung kegiatan observasi diberikannya media pembelajaran berbasis teknologi yaitu PowerPoint yang didalamnya terdapat materi tentang bentuk-bentuk bahasa tubuh karena sesuai dengan keadaan anak kurang memahami penggunaan gestur tubuh ketika berbicara, etika berkomunikasi dengan orang tua/dewasa sebagai penguat dan bekal untuk anak ketika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, video pembelajaran tentang adab dan akhlak berbicara sesuai dengan keadaan masih ada beberapa anak yang menggunakan bahasa kasar ketika berkomunikasi dengan temannya dan permainan teka-teki silang yang ditujukan untuk menambah kosa kata, melatih daya serap informasi, menyimak dari materi yang telah disampaikan kemudian dituangkan dalam sebuah permainan interaktif. Di dalam permainan teka-teki silang, pembahasannya mengenai sekelumit berkomunikasi dengan baik sehingga anak mempunyai bahan dan bisa menstimulus untuk anak tidak lagi menggunakan bahasa yang kasar.
Setelah diterapkannya media pembelajaran ini, peserta didik berperan aktif dan antusias ketika sesi teka-teki silang berlangsung, permainan ini berhubungan dengan perkembangan kognitif atau daya ingat. Mereka langsung berebutan ketika membaca petunjuk yang telah ditampilkan. Bahkan, ada yang mau mencoba nya hingga 2 sampai 3 kali pengisian baris mendatar dan menurun. Di samping itu, walaupun mereka saling berebutan untuk mengisi baris yang kosong mereka saling menghargai ketika ada temannya yang maju ke depan mengisi baris yang kosong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H