Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA/TPQ) merupakan lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan nonformal jenis keagamaan Islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca Al Qur'an serta memahami dasar-dasar ilmu Islam sejak usia dini. Di Desa Cihanjuang sendiri, terdapat sekitar 63 TPQ yang tersebar di setiap RT/RW Desa Cihanjuang, dengan 265 orang sebagai tenaga pendidiknya.
Ketika kelompok Mahasiswa KKN mengunjungi beberapa Taman Pendidikan Al-quran (TPQ) di Desa Cihanjuang, terlihat bahwa pentingnya metode permainan dalam pembelajaran atau yang biasa disebut sebagai ice breaking seringkali terabaikan. Banyaknya pendidik TPQ yang belum sepenuhnya memahami manfaat besar yang dapat diberikan oleh teknik ini. Dampak dari kurangnya pemahaman tentang pentingnya ice breaking dalam konteks pembelajaran agama ternyata cukup signifikan.
Oleh karena itu, Mahasiswa KKN UPI mencoba mengajak para siswa untuk melakukan beberapa permainan seperti "Gajah dan Semut", "Ustadz Berkata" dan "Tebak Hewan". Saat melakukan permainan-permainan tersebut terlihat bahwa anak-anak sangat antusias dan lebih semangat untuk terlibat dalam pembelajaran.
Kurangnya penggunaan ice breaking dalam pembelajaran di TPQ dapat mengakibatkan beberapa masalah. Pertama, siswa mungkin merasa canggung atau kurang nyaman di kelas, yang pada akhirnya dapat menghambat partisipasi dan keterlibatan mereka dalam pembelajaran. Kedua, suasana yang kaku dapat mempengaruhi pemahaman mereka terhadap materi, karena siswa lebih sulit untuk terlibat dalam diskusi dan berbagi pandangan.
Pendidik TPQ memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengalaman siswa. Mengenali pentingnya ice breaking dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan merangsang partisipasi siswa adalah langkah penting. Pendidik TPQ dapat memperoleh manfaat berikut dengan menerapkan ice breaking:
1. Membangun Hubungan: Teknik ini membantu pendidik TPQ untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan siswa, menciptakan lingkungan yang lebih hangat dan ramah.
2. Meningkatkan Keterlibatan: Ice breaking mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif, yang pada akhirnya akan meningkatkan pemahaman mereka terhadap ajaran Al-Quran.
3. Mengatasi Kecanggungan: Dalam suasana yang santai dan interaktif, siswa akan lebih mudah mengatasi kecanggungan mereka dan merasa lebih percaya diri untuk berbicara.
4. Memudahkan Pemahaman Konsep: Ice breaking dapat membantu menjelaskan konsep-konsep Al-Quran dengan cara yang lebih visual dan interaktif, memfasilitasi pemahaman yang lebih baik.
Agar pendidik TPQ dapat mengintegrasikan ice breaking dalam pembelajaran, dibutuhkan upaya perbaikan dan pengembangan dalam hal pelatihan. Oleh karena itu workshop dan pelatihan khusus diselenggarakan oleh Mahasiswa KKN UPI pada tanggal 22 Agustus 2023, untuk memberikan pendidik TPQ pemahaman yang lebih mendalam tentang teknik ini dan bagaimana mengaplikasikannya secara efektif dalam pembelajaran Al-Quran.
Pendidik TPQ memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk generasi yang paham dan berakhlak mulia. Dengan memahami dan menerapkan ice breaking dalam pembelajaran, mereka dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih berharga dan membangun hubungan yang lebih dekat antara siswa dan Al-Quran.