Lihat ke Halaman Asli

Basa-basi yang Menyakitkan Saat Lebaran

Diperbarui: 28 April 2022   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: Photo by mentatdgt from Pexels

Berkumpul dengan keluarga besar sudah menjadi sebuah tradisi saat lebaran. Biasanya acara tersebut akan diisi dengan menyantap beberapa makanan seperti opor, rendang dan lain-lain. 

Setelah makan, mereka akan mengobrol satu sama lain; basa-basi, mengungkapkan perasaan bahagianya masing-masing. 

Basa basi merupakan sopan santun dalam berkomunikasi. Bentuknya dapat berupa salam, menanyakan kabar, menyampaikan simpati atau penghargaan. 

Fungsi dari basa-basi sendiri untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan seseorang. Bagaimanapun kita tidak dapat terlepas dari budaya ini. 

Setiap negara tentu memiliki standar budaya basa-basi yang berbeda. Edward T. Hall menyebutkan bahwa budaya dibagi menjadi dua yaitu budaya konteks tinggi dan rendah. 

Masyarakat dengan budaya konteks rendah mungkin akan menyampaikan sesuatu dengan sedikit basa-basi dan sebaliknya.

Jika melihat masyarakat di Indonesia, saya pikir kita termasuk dalam budaya dengan konteks tinggi; menyampaikan sesuatu lebih banyak dengan basa-basi. 

Akan dianggap tidak sopan jika dalam sebuah percakapan langsung mengutarakan maksud dan tujuan tanpa didahului dengan basa-basi atau abang-abang lambe.

Namun akhir-akhir ini, basa-basi mengalami pergeseran makna karena dalam praktiknya seringkali memberikan pertanyaan-pertanyaan yang melebihi batas privasi. Bagaimana ini bisa terjadi? 

Hal ini menjadi momen yang sedikit menjengkelkan untuk beberapa orang saat berkumpul dengan keluarga besar. Mereka menganggap ada beberapa basa-basi yang seharusnya tidak diucapkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline