Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa dan Kecemasannya

Diperbarui: 2 Juli 2022   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Maha dan siswa menjadi sebuah titel yang besar bagi setiap individu yang mengenyam di bangku perguruan tinggi. Tidak sedikit dari mereka yang memiliki banyak tuntutan untuk menjadi maha bisa. Mereka seringkali di buat cemas tentang apapun yang sedang dijalaninya. Salah satunya tentang prestasi akademik. Kecemasan merupakan perasaan subjektif dari ketegangan, ketakutan, kegugupan, dan kekhawatiran yang terkait dengan peningkatan aktivitas sistem saraf. 

Kecemasan tersebut semakin kuat ketika mahasiswa juga kerap mengalami hambatan dalam masa pendidikannya, bisa berupa permasalahan keluarga, finansial, waktu, adaptasi terhadap lingkungan dan masih banyak lagi. Hal ini menjadikan mahasiswa memiliki emosi yang kurang bisa dikendalikan hingga dapat berdampak pada prestasi akademik.

Prestasi akademik atau prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami pelajar dan  menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis, dan evaluasi. Prestasi akademik menjadi indikator tolak ukur pencapaian keberhasilan akademik mahasiswa. Hal ini tentu membuat resah para mahasiswa lantaran dengan sekali ujian semesteran menentukan nilai pendidikan selama satu semester yang ia tempuh. Seringkali mereka disibukkan dengan cemas dan khawatir akan bisa atau tidaknya menjawab soal yang akan diberikan. 

Mahasiswa mencoba belajar dengan giat dan keras, hingga melupakan mental kesiapan yang dimilikinya. Mereka lebih memperdulikan bagaimana materi yang dipahaminya daripada jam tidurnya yang telah berantakan hingga mengakibatkan jatuh sakit. Bukan hanya itu, stress yang melanda seringkali membuat jam makan menjadi yang tidak teratur. Hal ini dapat diakibatkan mahasiswa mengalami kecemasan yang berlebihan ketika akan dihadapkan dengan ujian.

Solusi yang dapat ditawarkan dalam mengatasi gangguan kecemasan yakni dengan mahasiswa bisa mendapatkan dukungan dan perhatian dari orang terdekatnya tentang masalah emosional yang mereka rasakan. Selain itu dapat juga dengan berolahraga, sempatkan waktu di antara belajar untuk melakukan peregangan yang berguna untuk menyegarkan tubuh kembali. 

Cara lainnya yang dinilai efektif untuk mengatasi gangguan kecemasan bernama Cognitive Behavioral Therapy atau CBT. CBT membantu untuk lebih mengerti bagaimana pikiran manusia berfungsi karena hal ini berdasar pada neuroscience, penelitian, dan psikologi sains. CBT meliputi pengembangan dari analisis fungsional, pemberian informasi melalui edukasi psikologi, dan penelitian yang akan menghasilkan sikap dan emosi yang baru serta pendekatan kognitif. Dengan paparan solusi tersebut, di harapkan mahasiswa dapat meminimalisir kecemasan dengan tujuan agar dapat memperbaiki kesehatan mental yang nantinya akan berdampak baik pada prestasi akademik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline