Lihat ke Halaman Asli

Tiara Feb

Lagi Belajar Menulis

Keresahan Orang Tua Siswa/i Saat Membimbing Anak Belajar dari Rumah

Diperbarui: 4 Agustus 2021   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Brebes - Tahun Ajaran Baru 2021/2022 sudah dimulai sejak tanggal 12 Juli 2021, di tahun ajaran ini kegiatan belajar mengajar masih harus dilakukan secara daring. Terlebih lagi ada pemberlakuan PPKM Darurat khusus Jawa dan Bali dari tanggal 3-25 Juli 2021, sehingga kegiatan pembelajaran ataupun kegiatan lainnya harus dilakukan secara daring.

Kegiatan pembelajaran tatap muka sebenarnya sudah direncanakan untuk dimulai saat TA 2021/2022, akan tetapi situasi dan kondisi sangat tidak mendukung. Peningkatan kasus Covid-19 menjadi penyebab utama diterapkannya PPKM Darurat. Penerapan PPKM Darurat selama kurang lebih 3 minggu sangat menyusahkan masyarakat, khususnya orang tua siswa. Orang tua siswa merasa sangat kewalahan ketika harus membimbing anaknya dalam pembelajaran daring.

"Saya sibuk mengurus usaha loundry, jadi saya tidak bisa mengajari anak-anak. Maklum saya kan single parent harus berjuang sendiri mengurus 3 anak. Makanya saya tidak bisa penuh mengajari anak-anak." Ujar Mama Zelda, pada kegiatan pendampingan orang tua dalam membimbing anak melalui pembelajaran daring untuk semua mata pelajaran di TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK.

Meskipun pembelajaran daring sudah dilakukan selama satu tahun terakhir nyatanya pembelajaran daring sangat menyulitkan orang tua siswa. Bagi siswa/i SD/MI kelas 1, 2, 3 dan 4 sangat butuh bimbingan orang tua dalam melaksanakan KBM secara daring di rumah akan tetapi tidak semua orang tua siswa/i melek teknologi dan mau meluangkan waktu untuk membimbing anaknya. Orang tua siswa/i memiliki kesibukan masing-masing dan harus bekerja mencari nafkah demi keberlangsungan hidup keluarga. Berbagai cara dilakukan orang tua siswa/i demi anaknya agar tidak ketinggalan pelajaran, seperti: mengirimkan anaknya ke lembaga pendidikan non formal (les), ada juga yang meluangkan waktunya ketika malam hari untuk mengajarkan anaknya.

"Anak saya les kan jam 4 sore." Mama Zelda

"Saya berangkat kerja pagi hari, sebelum berangkat saya mengurus anak untuk melaksanakan pembiasaan setiap pagi kemudian dikirim japri ke pa gurunya. Setelah itu saya berangkat kerja. Jadi, ketika ada materi, latihan atau tugas yang harus dikerjakan oleh anak saya, baru bisa dikerjakan ketika saya pulang di malam hari." Mama Rafli

Ketika orang tua siswa/i sudah berusaha maksimal dalam membimbing anaknya melaksanakan kegiatan pembelajaran daring, sang anak masih ada yang tidak mau bahkan enggan untuk mengikuti pembelajaran daring. Keadaan seperti inilah yang sungguh sangat membuat orang tua siswa geram. Orang tua siswa tidak bisa memaksa anaknya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran daring, orang tua siswa juga tidak bisa membiarkan anaknya tidak mengikuti kegiatan pembelajaran daring. Situasi seperti ini kerap kali mambuat anak dan orang tua pada akhirnya bertengkar.

"Kalo mamahnya yang nyuruh susah banget." Ujar Mama Fira

"Memang anak saya agak susah kalo di suruh mengikuti pembelajaran daring apalagi disuruh mengerjakan tugas. Salahnya saya ga mau memaksa, nantinya jadi berantem, maklum ibu dan anak. Nanti saya usahakan membimbing anak saya." Ujar Mama Nilna, pada  kegiatan pendampingan orang tua dalam membimbing anak melalui pembelajaran daring untuk semua mata pelajaran di TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK.

Untuk mengantisipasi sedikit kewalahan orang tua siswa, maka kegiatan pembelajaran dilakukan secara luring, dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. Siswa/i dibagi menjadi beberapa kelompok dalam satu kelas kemudian secara bergantian untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran luring. Dengan adanya kegiatan blended learning, beban orang tua siswa menjadi sedikit berkurang.

Seluruh orang tua siswa mengharapkan kegiatan belajar mengajar menjadi luring seperti dua tahun lalu, dikarenakan sudah tidak sanggup untuk membimbing dan mengawasi anaknya ketika pembelajaran daring. Sebetulnya, itu bukan hanya harapan orang tua siswa/i melainkan harapan semua masyarakat Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline