Lihat ke Halaman Asli

Tiara Fadila Rizqiany

Mahasiswa Psikologi Universitas Tarumanagara

Cyberbullying, Bentuk Kenakalan Remaja yang Terbawa hingga ke Media Sosial

Diperbarui: 9 Juni 2022   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: https://www.unicef.org/

Berkembangnya teknologi informasi memberikan banyak sekali dampak positif. Salah satu hal positif tersebut adalah cepatnya penyebaran informasi. Kemudian di masa pandemi Covid-19 di mana pembelajaran tatap muka digantikan dengan pembelajaran dari rumah. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya perkembangan teknologi informasi.

Mayoritas pengguna teknologi informasi saat ini adalah para remaja yang tengah berada pada masa pencarian jati dirinya. Dengan bekal keingintahuan yang tinggi dan trend yang ada di lingkungannya, para remaja dapat dengan mudah beradaptasi dengan berkembangnya teknologi informasi terkini. 

Namun dengan berkembangnya teknologi informasi dengan dominasi penggunanya oleh para remaja yang belum dewasa, maka timbullah dampak negatif dari adanya perkembangan teknologi ini, salah satunya yaitu bentuk kenakalan remaja seperti cyberbullying pada lingkungan sekolah.

Pengertian Cyberbullying

Salah satu masalah yang telah berkembang dan menjadi perhatian khusus di lingkungan sekolah adalah cyberbullying. Cyberbullying terjadi ketika seseorang menggunakan perangkat elektronik sebagai media komunikasi untuk menindas seseorang. 

Dapat dikatakan bahwa fenomena cyberbullying merupakan fenomena baru yang diakibatkan oleh adanya dampak negatif dari perkembangan  teknologi dalam bidang komunikasi seperti, internet atau media sosial, dan telepon seluler. 

Secara singkat, cyberbullying dapat diartikan dengan seseorang yang secara sengaja mengirimkan atau mengunggah pesan maupun gambar yang berbahaya melalui media sosial dengan tujuan untuk mengintimidasi seseorang (Willard, 2004). 

Peristiwa cyberbullying dapat terjadi dalam berbagai jenis yaitu, pelecehan, menguntit, pencemaran nama baik, penguclian, penipuan, dan penyamaran yang dilakukan oleh seseorang  (Willard, 2004). 

Pada beberapa kejadian, cyberbullying dianggap lebih berbahaya dibandingkan dengan traditional bullying karena usaha atau tindakan yang dilakukan dapat  lebih sering, detail, intens, tidak mencurigakan, dan cukup sulit untuk dihentikan (Hinduja & Patchin, 2009).

Cyberbullying adalah fenomena perundungan yang terjadi di media sosial. Secara garis besar media sosial bisa dikatakan sebagai sebuah media online, dimana para penggunanya (user) dapat berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan akun berupa blog, forum, dan jejaring sosial menggunakan aplikasi berbasis internet yang didukung oleh teknologi informasi untuk menciptakan ruang dunia virtual (Rifauddin, 2016). 

Adapun contoh dari jenis cyberbullying adalah fenomena doxing, menghina melalui pesan di media sosial, mempermalukan seseorang di media sosial, dan memberikan informasi palsu tentang seseorang di media sosial.

Penyebab dari Cyberbullying

Seharusnya, dengan berkembangnya teknologi informasi tidak membuat perilaku-perilaku buruk tidak ikut terbawa. Beberapa alasan yang kerap mendasari terjadinya kenakalan remaja yang dapat menimbulkan cyberbullying  ini adalah sebagai berikut :

  • Kurangnya Empati
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline