Lihat ke Halaman Asli

Tugas Perkenalan Diri

Diperbarui: 4 Oktober 2022   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo semua.

Nama saya Tiara Agustina, Saya lahir di salah satu klinik Cibubur, Jakarta Timur, pada hari Selasa, 20 Agustus. Nama saya dibuat langsung saat saya lahir, tidak ada rencana sebelumnya, karna berdasarkan hasil USG, saya berjenis kelamin laki-laki. Banyak calon-calon nama keren untuk saya saat itu, barang-barang untuk bayi laki-laki..yang sayangnya harus di singkiran setelah mengetahui bahwa saya berjenis kelamin perempuan.

Nama Tiara Agustina di berikan oleh kedua orang tua saya, hasil ide dari teman ayah dan nenek, yah, ayah saya menghubungi mereka sesaat saya lahir. Saya pernah protes akan hal itu, sangat terburu-buru dan menurut saya nama saya kurang keren dibandingkan dengan nama kakak laki-laki saya. Namun ayah saya berdalih akan tindakannya yang menurutnya dan saya terburu-buru, itu untuk membuat akte kelahiran secepat mungkin, mengingat Beliau selalu cekatan dan tak mau repot, alasan tersebut terasa sah-sah saja di telinga.

Saya anak kedua dari dua bersaudara, sedari kecil, kami kerap tinggal berdua saat di rumah, orang tua saya memang agak sibuk, tuntutan untuk membersihkan rumahpun tak terelakkan, kami terbiasa bekerja sama untuk membuat rumah lebih rapih sebelum ayah dan ibu pulang. Bekerja sama..untuk membersihkan rumah? Terdengar hangat dan akur, kan? Tentu saja tidak, sedari kecil kami selalu bertengkar, tinju kami selalu mengarah pada wajah masing-masing, dia sering mimisan karna hal itu, yang membuat orang tua kami menghimbau kami untuk lebih bisa menjaga sikap.

Waktu bergulir, kami agak berbeda dari sikap maupun kegemaran, kami berdua suka menulis, namun apa yang kami tulis agak berbanding terbalik, kakak saya gemar menulis blog yang berisi sejarah di dalamnya, sedangkan saya lebih gemar menulis cerita fiksi. Kegemaran ini saya mulai dari kelas satu Sekolah Menengah Pertama, menulis cerita pertama saya di salah satu platform yang cukup terkenal, saya tidak menaruh harapan dan ekspektasi di dalamnya, namun semangat, dukungan, serta hal-hal yang terlalu bagus untuk menjadi nyata, menjadi bahan bakar terbesar saya untuk terus menulis.

Waktu Kembali menunjukkan kuasanya, pada kelas tiga Sekolah Menengah Atas, saya memutuskan untuk berhenti sementara untuk menulis, mengenyampingkan hal yang awalnya menjadi rutinitas, menjadi sesuatu yang hampir tak saya lakukan kembali. Untuk saat ini saya masih menulis, walau masih dalam status hiatus. Menulis merupakan sarana untuk menuangkan ide maupun gagasan baru dalam suatu tulisan, ini cukup membantu meringankan sedikit beban yang berakar di dalam pikiran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline