Lihat ke Halaman Asli

Tiara Ispandrini

IRT Yang Nyambi Jadi Content Writer

Beton, Nostalgia yang Tak Terlupa

Diperbarui: 5 November 2020   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle


Halo, apa kabar kamu hari ini? Semoga semua berjalan sesuai dengan rencana, ya. Kali ini saya ingin mengajakmu bernostalgia. Khususnya kenangan-kenangan masa kecil yang sekarang terasa menyenangkan.

Beberapa orang telah mengikuti kemajuan zaman. Tak terasa, semua berjalan sebegitu cepatnya. Arus informasi yang silih berganti, memberikan efek tersendiri bagi penggunanya. Terlebih, jika berbicara terkait gadget hingga semacamnya.

Wah, jadi kebayang kan? Bagaimana dulu zaman pra teknologi menghampiri. Nah, buat kamu yang ingin bernostalgia ke masa lalu. Ikutin cerita saya disini ya. Siapa tahu, kita seumuran. Hehehe..

***
Kenangan masa kecil tentu tak serta-merta memberikan aksen bahagia. Ada banyak faktor yang mungkin saja mempengaruhinya. Kenangan ini juga berpendar, kembali teringat kala saya tanpa sengaja mengalami hal tak terduga.

Seperti, dalam perjalanan menuju tempat kerja, gerimis telah menyapa. Payung mungil yang tersedia cukup memberi perlindungan. Agar pakaian kerja tetap kering saat sampai di ruangan nantinya. Maklum, ruangan ber-AC membuat udara lebih sejuk ketimbang di luar.

Apa jadinya jika pakaian kerja basah dan terpapar AC, bisa masuk angin, kan?

Saat kaki melangkah, tapak demi tapak. Saya melihat barisan pedagang kaki lima menjajakan dagangannya. Kepulan asap dari bahan makanan yang dimasak, turut menguarkan aroma yang menggugah selera. Kebetulan kosan dekat dengan lokasi PT tempat saya bekerja.

Ada banyak menu yang bisa saya pilih setiap harinya. Ada soto, masakan padang, aneka seafood, bakso hingga mi ayam. Ada aroma yang membuat saya begitu kangen rumah. Kangen masa kecil hingga penasaran untuk bergegas sarapan di kedai kecil ini. Kira-kira masakan apa itu?

Gudeg, sayur nangka atau gori jika kota domisili saya menyebutnya. Sayur satu ini memiliki citarasa yang nempel di lidah. Paduan buah nangka muda dengan bumbu rempah lengkap kuah santan yang gurih - manis. Mampu mendongkrak nafsu makan siapa saja.

Makanan ini makin istimewa ketika cocolan sambal terasi ikut meramaikan piring santapan. Saya makin suka saat menambahkan lauk berjenis tahu bacem. Karena akan mengikat rasa jadi lebih mantap.

Namun, nostalgia ini bukan soal sayur nangka ya, sobat. Setidaknya buah ini mengingatkan saya akan aroma masalalu yang menyenangkan. Ya, pernah lihat biji nangka yang sudah tua?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline