Lihat ke Halaman Asli

Purple Diary Room

Just a random writter, not Vtuber

Promessa [A Poetry]

Diperbarui: 7 Oktober 2023   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hanya sebuah kisah dan puisi singkat yang terinspirasi dari lagu Promessa dari single Growth Restart ke 2.
Sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Yoshitaka Yamaya (sebagai Yaegashi Kensuke) dan Yamashita Daiki (sebagai Sakuraba Ryota) merupakan lagu yang membuat hati dilema tingkat dewa.
Bagaimana tidak, sebuah lagu bermelodi indah nan membuat raga bergoyang tetapi dibaliknya terdapat rangkaian lirik yang membuar jiwa menangis.

*****************************************


Ketika jemari saling menaut
Seuntai harapan mengalun dalam doa
“Jangan menangis”
Sepatah kata sebagai serpihan hati yang berharga

Ketika sang angin kematian berhembus
Membawa serpihan-serpihan janji
Terbang ke langit tak berujung
Hanya menyisakan seonggok cahaya
Terdiam
Mengenggam harapan yang tak kan pernah pulang

**************************************

Sebenarnya, janji itu seperti apa?
Ryota tahu, doanya hanyalah sebuah doa. Harapannya hanya sebuah harapan. Masih melekat, Ryota teringat akan janji bahwa apapun yang terjadi dia tidak akan menangis. Hanya saja, apakah untuk saat ini, dia masih bisa menepati janji itu?
“Ryo, ayo pulang”, alunan suara lembut menyadarkannya.
Ryota terhenyak sejenak. Mencoba memahami yang baru saja terjadi di depannya. Tapi sekeras apapun dia berusaha, aliran bulir air mata miliknya tak akan pernah berhenti.
“Ryo...”
“Aku gagal menepati janjiku...”, lirihnya.
Bahkan ajakan Kouki, tak membuatnya bisa beranjak dari tempat suram itu. kedua mata merah Ryota terus menatap kokohnya batu nisan yang berdiri megah di depannya.
“Untuk saat ini tak apa.. hanya kali ini saja...”, kata Kouki.
Ryota menoleh. Menatap Kouki yang tersenyum sendu.
“Ken tentu saja paham kok...”, lanjut Kouki.
Ryota menangguk pelan. Kembali menatap makam yang ada di depannya. Menghapus buliran air matanya.
“Untuk saat ini... benar... setelah ini aku tidak akan menangis lagi.. aku akan menepati janjiku...”, kata Ryota.
Kouki mengangguk pelan. Mengelus surai putih Ryota. Menggandengnya meninggalkan tempat peristirahatan manusia tuk terakhir kalinya. Melangkah menuju kehidupan mereka selanjutnya di dunia ini.
Ryota sesekali menoleh ke belakang. Berharap sesuatu yang tak mungkin bisa kembali.
“walau sampai kapanpun, Ken tidak akan pernah pulang lagi...”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline