Lihat ke Halaman Asli

Tiara Maharani Parapak

Mahasiswa Universitas Airlangga

Peran Filsafat Ilmu dalam Menyaring Informasi dalam Lingkup Global

Diperbarui: 7 Juni 2023   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Pustaka Pelajar

The Liang Gie dalam Adib (2010) mendefinisikan bahwa filsafat ilmu merupakan segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia. Filsafat ilmu mengajak setiap individu untuk dapat berpikir kritis dan sebebas-bebasnya. Filsafat ilmu telah berkembang pesat selama sembilan puluh tahun sehingga menjadi bidang pengetahuan yang amat luas dan sangat mendalam. Salah satu bentuk perluasan filsafat ilmu adalah keterlibatan filsafat ilmu pada era digital.

Dewasa ini, teknologi semakin gencar dilibatkan dalam segala aspek kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi mempermudah pekerjaan manusia. Manusia semakin terbiasa dengan hidup berdampingan dengan teknologi. Bahkan, akan terdengar aneh apabila mendengar sebuah daerah yang masih belum tersentuh teknologi sama sekali. Rasa heran ini timbul dikarenakan keterbiasaan manusia. Teknologi berimbas ke berbagai bidang, salah satunya bidang sosial dan budaya. Dalam konteks HI misalnya, budaya luar semakin masif untuk masuk dalam budaya Indonesia. Bukti nyata yang dapat dirasakan adalah budaya Korea Selatan yang merupakan bentuk imperialisme baru yang menggunakan budayanya sebagai kekuatan nasional.

            Kemajuan teknologi mempermudah arus informasi dari satu negara ke negara lain. Kemudahan ini tentu dapat dimanfaatkan oleh para kaum anti elit global. Salah satu berita palsu yang pernah menyebar tentang elit global adalah tentang COVID-19 yang hanya berupa konspirasi elit global. Menyebarnya kabar ini tentu dapat menghambat upaya-upaya pengurangan kasus COVID-19. Selain itu, sempat muncul kabar bahwa elit global akan membuat mata uang digital yang tentu membuat beberapa negara dan para ahli ekonomi berjaga-jaga. Walaupun pada akhirnya kabar tersebut berhasil dibuktikan sebagai kebohongan, penyebaran hoax seperti ini diharapkan untuk tidak terulang kedepannya.

            Melihat teknologi yang semakin maju, diperlukan pemikiran kritis dan analitis terutama dalam menerima berita dari media digital. Filsafat membantu individu untuk mengembangkan kemampuan kritis, analitis, dan reflektif yang esensial dalam memahami dan mengelola informasi di dunia digital yang penuh dengan kompleksitas dan arus informasi yang terus berkembang. Dalam filsafat ilmu terdapat empat pilar filsafat. Salah satu diantaranya adalah epistemologi. Menurut Adib (2010), Epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang menyoroti atau membahas tentang tata-cara, teknik, atau prosedur mendapatkan ilmu dan keilmuan. Epistemologi berusaha untuk memahami bagaimana individu memperoleh pengetahuan.

            Dalam pilar epistemologi, filsafat ilmu membantu individu dalam memahami sifat pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu dibentuk. Dalam era digital, dengan banyaknya informasi yang ada, sangat penting bagi individu untuk dapat mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang sesuai dengan fakta dan mengetahui cara mendapatkan pengetahuan yang kredibel. Filsafat membantu individu mempertanyakan dan mengevaluasi kebenaran, asumsi, dan metode yang digunakan dalam produksi dan distribusi informasi. Penggunaan epistemologi dalam menyaring informasi sangat dianjurkan sehingga informasi yang diterima dari berbagai sumber dapat dipertanggung jawabkan kredibelitasnya.

            Filsafat ilmu hanya menjadi alat yang dapat membantu manusia untuk lebih dapat berpikir kritis dalam menyaring informasi yang didapati di media online. Selebihnya diatur dan dikontrol oleh manusia itu sendiri. Setiap individu memiliki hak dalam menentukan segala tingkah laku yang diperbuatnya. Sebagai mahasiswa dari Universitas Airlangga, penulis merasa memiliki tanggung jawab untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya berpikir kritis dalam menyaring informasi melalui prinsip epistemologi. Ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi harus bisa berjalan beriringan. Dengan begitu, penyebaran berita palsu tidak akan mudah terjadi semaju apapun era digital ke depannya.

Referensi

Adib, Mohammad, 2010. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline