Lihat ke Halaman Asli

Tiara

Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Tanjungpura

Karena Pandemi, Beginilah Kondisi Sosial Ekonomi di Desa Buluh Kuning, Kalimantan Barat

Diperbarui: 20 Mei 2020   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasipribadi

Desa Buluh Kuning merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Jarak desa ini menuju ke kecamatan kurang lebih sekitar 45 menit dan membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam sampai 2 jam untuk menuju ke Kabupaten Sintang.

Mayoritas masyarakat didesa ini berasal dari yaitu suku Dayak dan suku Jawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat di Desa Buluh Kuning ini bersamaan dengan suku asli mereka yaitu Bahasa Dayak, Bahasa jawa, Bahasa sunda, dan Bahasa Indonesia, sedangkan agama yang dianut oleh masyarakat kebanyakan adalah agama Islam, agama Kristen, Katolik maupun Protestan.

Desa ini memiliki tempat peribadatan seperti masjid, beberapa mushola/surau dan gereja. Masjid yang berada di desa ini hanya ada satu yang bernama Masjid Baitul Mu'minin yang didirikan di atas bukit sehingga ketika dikumandangkan suara adzan dapat terdengar keseluruh pelosok desa ini.

Selain masjid, tempat peribadatan lain juga dibangun diatas bukit seperti gereja, namun jarak antara masjid dan gereja cukup jauh. Masjid dibangun dekat permukiman masyarakat muslim sedangkan gereja dibangun di tempat mayoritas masyarakat Kristen, Katolik, dan Protestan.

Masyarakat di Desa Buluh Kuning memiliki sikap toleransi yang baik meskipun terdapat perbedaan kepercayaan, suku, maupun Bahasa, namun mereka tetap hidup rukun dan menjalin hubungan yang baik, saling tolong menolong, dan tegur sapa antar sesama.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar masyarakat di desa ini bekerja pada sektor pertanian yaitu sebagai petani karet, sawah, sawit maupun menanam sayur-sayuran.

Adanya pandemi covid-19 yang terjadi diseluruh dunia saat ini, tidak pernah diprediksikan sebelumnya akan terjadi, hampir semua sektor terdampak akibat adanya covid-19 ini, tak terkecuali pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Buluh Kuning.

Mayoritas pendapatan masyarakat menurun terkhusus bagi petani karet, sebelum adanya pandemi ini harga karet masih normal yaitu berkisar antara Rp 7500,- sampai Rp 10.000,- per kilogram, namun saat ini harga karet jauh menurun yaitu sekitar Rp 5000,- sampai Rp 6500,- saja per kilogram.

Meskipun jika dilihat hanya berbeda Rp 1000,- saja, namun nilai tersebut sangat berpengaruh pada jumlah penghasilan yang akan didapat oleh masyarakat. Menurunnya harga karet, membuat masyarakat merasa kebingungan untuk membagi pendapatan mereka dalam mencukupi berbagai macam kebutuhan hidupnya, terlebih lagi harga sayur-sayuran yang naik beberapa waktu lalu membuat masyarakat harus lebih hemat.

Harga sayur-mayur yang naik menjadikan masyarakat lebih mandiri untuk menanam sendiri sayur-sayuran yang mudah ditanam seperti kangkung, kacang panjang, dan cabe. Hal ini, dapat sedikit meringankan pengeluaran masyarakat pada saat pandemi ini.

Berdasarkan informasi yang penulis peroleh, pada daerah lainnya di Kabupaten yang sama, harga karet sudah jauh turun dan bahkan membuat pengepul karet sudah tidak menerima atau membeli karet dari masyarakat karena pabrik karet yang berada di pusat sudah tidak beroperasi akibat pandemi ini. Akibatnya, masyarakat hanya bisa menampung hasil karet tanpa dijual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline