Lihat ke Halaman Asli

Perempuan Yang Berpendidikan Dapat Memajukan Negara?

Diperbarui: 3 Desember 2021   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sampai detik ini masih ada saja yang menganggap perempuan tidak diwajibkan untuk memiliki pendidikan yang tinggi dengan alasan yang bermacam-macam. Mulai dari, "Pada akhirnya juga akan menjadi Ibu Rumah Tangga." sampai "Nanti tidak ada laki-laki yang mau mendekat, karena laki-laki sudah minder duluan."

Namun fakta memang tidak bisa berbohong.

Studi psikologi tentang taraf intelegensi kesesuaian antara laki-laki dan perempuan mengungkapkan bahwa:

"Atas dasar beberapa hal - pendidikan formal maupun penerapan keahlian - perempuan tidak kalah dengan laki-laki, bahkan perempuan kerap dinilai lebih baik."

Sebelum penelitian ini ada, ternyata R. A. Kartini sudah memiliki penelitian nya sendiri. *Wah visioner banget ya!

Memang apa aja sih yang membuat Kartini merasa jika perempuan haruslah berpendidikan tinggi?

  • Perempuan adalah Pembawa Peradaban

Menurut Kartini, sudah seharusnya perempuan menjadi agent of change di dunia. Beliau juga menganggap perempuan dapat menjadi kunci dalam kemajuan suatu peradaban. Walau begitu, beliau juga sadar jika perempuan tidak bisa tiba-tiba menjadi superhero dalam waktu semalam. Perempuan juga membutuhkan asupan untuk dirinya, dan dalam hal ini adalah pendidikan.

  • Kartini dan Mindmap-nya

Selain visioner, beliau juga sudah menerapkan cara berpikir kritis lho! Beliau sudah memiliki 'mind map' nya sendiri mengenai bagaimana perempuan dapat memajukan negara.

IBU CERDAS > ANAK CERDAS > GENERASI CERDAS.

>> Dari seorang perempuan lah karakter anak itu dapat dibentuk.

Sebelum anak bersekolah pasti ada kala nya anak akan selalu berada dirumah. Pada saat Kartini hidup memang yang bekerja adalah ayah nya, sementara ibu nya selalu ada dirumah. Inilah yang membuat Kartini berpikir bahwa ibu lah yang akan lebih sering berinteraksi dengan anaknya.

>> Jangan hanya akal saja yang dipertajam, tetapi budi pun juga harus dipertinggi.

Dalam hal ini, Kartini memiliki pemikiran yang sama dengan pemikiran James Baldwin,

"Children have never been very good at listening to their elders, but they have never failed to imitate them."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline