Lihat ke Halaman Asli

JPIC Kapusin Medan

Capuchin Brother

Teror Bom pada Minggu Palma

Diperbarui: 28 Maret 2021   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca bom bunuh diri di depan Katedral Keuskupan Agung Makassar. Diunduh dari cnnindonesia.com

Saat hendak menyapa umat dan para kolega: "Selamat Hari Minggu Palma", saya terkejut membaca satu berita kiriman dari seorang kenalan pada 09.52 WIB pagi tadi. Judul beritanya adalah Ledakan Terjadi di Depan Gereja Katedral Makassar (news.detik.com). 

Ternyata, peristiwa tersebut terjadi pada 10.28 WITA; kira-kira pukul 09.28 WIB; dan kira-kira 5 menit saya terima, setelah dirilis oleh pihak detik.com pada 09.47 WIB. Segera saya bagikan link tersebut di group WA dan kepada beberapa teman, mohon doa dan atensi.

Membaca berita itu, hati saya spontan sedih. "Ternyata, kami belum aman" demikian ucap saya dalam hati. Di saat ingin menunaikan hak dan melepas dahaga rindu pada Tuhan yang kami imani, terjadi peristiwa yang pedih ini. 

Sejatinya, pada hari ini kami berbahagia, sebab menyambut dan mengelu-elukan Yesus Kristus sebagai Raja Damai dan Mesias. Di tangan, kami menggenggam daun palma sebagai simbolisasi penghormatan bagi Yesus.

Rupanya, situasi berkata lain. Di tengah pekikan "HOSANNA! HOSANNA! Sang Kristus Raja!", kami harus dikejutkan oleh ledakan bom yang cukup keras. 

Di tengah kebahagiaan iman, kami harus berkabung atas meninggalnya beberapa anggota Gereja dan atas korban yang sedang dirawat. Pekikan kebahagiaan yang tanggung! Selain karena pandemi yang membuat segala-galanya menjadi sungguh terbatas!

Mengawali pekan suci ini (Minggu Palma, Kamis Suci, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan pada akhirnya Paska) kami merasa tidak nyaman dan aman. Teror ketakutan sungguh berdentum di telinga, pikiran, dan hati kami. Kami menjadi was-was dan cemas, kalau-kalau teror yang sama bahkan lebih parah terjadi meski bukan di Gereja sendiri. Sungguh, peristiwa ini memilukan.

***

Tapi, sebagai umat-Nya yang punya pengharapan dan iman, kami sungguh yakin bahwa peristiwa ini menjadi satu pelajaran. Walau kami tak tahu di mana salah kami, Tuhan selalu punya cara untuk menunjukkan rencana-Nya. Meskipun itu harus terjadi dengan cara seperti ini. Satu yang kami minta: "Tuhan, kuatkan dan tetaplah tuntun kami, melewati ujian yang Engkau berikan! Kami yakin, kuasa-Mu adalah penolong kami!".

Kami tidak sendirian. Saya merasa senang dan terharu begitu banyak orang, instansi, dan kelompok masyarakat yang bahkan tidak Katolik dan Kristen turut membantu dan memberikan penghiburan. Mereka turut mengecam tindakan tak terpuji ini. Harapan kami menjadi bangkit kembali. Ternyata, sekali lagu, Tuhan punya cara menopang kami yang sedang ketakutan ini.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline