Lihat ke Halaman Asli

JPIC Kapusin Medan

Capuchin Brother

Berjuanglah Sampai "Maliklik"!

Diperbarui: 24 Maret 2021   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perjuangan dibalik kerja keras. Diambil dari edukasi.kompas.com.

Terima kasih

untuk para pejuang yang ingin masuk dan menjadi bagian dari satu universitas negeri favoritmu. Walaupun masih gagal, kalian sudah berusaha seoptimal dan semaksimal mungkin. Namun, oleh karena persaingan yang begitu ketat dan penyaringan yang selektif, kalian harus menerima kekalahan temporal saat ini. Mungkin, di lain waktu ada kesempatan yang cocok buat kalian untuk mencoba lagi. Atau, mungkin, di tempat lain kalian akan jauh lebih berkembang dan sukses.

Bukan berarti karena lemah, kalian kalah. Percayalah, Sang Pencipta sedang menyusun percaturan yang tepat bagi kalian asal, kalian tetap semangat mencoba lagi dan tetap mencermati peluang dalam 'pasar' persaingan di luar sana.

Proficiat

untuk para kontestan yang telah berhasil menembus jaring seleksi masuk PTN favoritmu. Jangan lupa bersyukur pada Tuhan yang kamu imani. Jangan lupa tetap rendah hati. Jangan lupa untuk tetap belajar dan mempertajam ilmu, keutamaan, dan memperdalam semangatmu di bangku perkuliahan yang sudah menjadi hakmu.

***

Ada satu ungkapan menarik dari Paulus (seorang rasul dan orang kudus dalam Gereja Katolik) yang sungguh relevan dengan topik ini dan itu tertuang dalam suratnya kepada orang di Korintus. Demikian bunyinya:

"Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!" (1 Korintus 9:24).

Hidup dapat dinilai sebagai gelanggang pertandingan. Dalam gelanggang tersebut, terdapat begitu banyak pertandingan. Dalam pertandingan akan ada persaingan untuk menentukan siapa yang lebih dan paling kuat, hebat, super power, berpengaruh, laik menang, cerdas, dan sebagainya. Karena, memang begitulah kodrat pertandingan; mencari kemenangan dan menghindari kekalahan atau menjadi pemenang dan bukan pecundang.

Tentu, semua orang ingin menjadi the winner dan the best of the best. Namun, tidak semua orang akan dapat meraih prestasi itu. Paulus katakan bahwa hanya satu orang saja. Artinya, hanya ia, yang telah lulus syarat, teruji dalam proses, dan punya nilai tinggi yang pantas jadi juara. Kalau semua peserta menjadi pemenang, itu bukan lagi pertandingan, tetapi prinsip sama rata sama rasa (a.k.a korsa).

Dalam seleksi masuk perguruan tinggi juga pasti ada pertandingan dan persaingan. Perguruan tinggi sudah punya kuota bagi mahasiswa yang mereka butuhkan. Untuk mengisi jatah tersebut, tentu pihak perguruan tinggi punya standar atau kriteria bagi calon mahasiswanya, dong. Apalagi hal ini menjadi lebih ketat dilakukan oleh perguruan tinggi bonafit. Hanya pemenang yang punya kriteria (lewat seleksi ujian) tersebut dapat lulus seleksi.

Ada yang sakit hati, frustrasi, dan overthingking karena kalah? Ya, pasti! Malah mempersalahkan ujian atau pihak penyelenggara seleksi atau instansi perguruan tinggi. Padahal, belum tentu mereka salah. Bisa jadi peserta yang kalah itu belum mempersiapkan diri seoptimal dan semaksimal mungkin, belum mengisi persediaan pundi-pundi dan tabung panahnya dengan cukup.

Ada yang bahagia, girang, dan berbunga-bunga hatinya karena lulus dan menang? Ya, itu sih so pasti! Itunya yang dikejar-kejar; menjadi jawara dan pemenang. Adalah sebuah kebanggaan lulus testing dan diterima di perguruan tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline