Dalam banyak lagu orang Batak Toba, figur seorang bapak dideskripsikan sebagai seorang petarung gigih, pejuang, pencari nafkah (amang parsinuan), dan pelindung keluarga. Banyak pula penyanyi Toba yang begitu terinspirasi atas perjuangan keras bapaknya yang berbuah baik bagi dirinya.
Lagu Amang Naburju, misalnya yang diciptakan oleh Abidin Simamora. Di dalam lagu itu, si pencipta begitu memuji figur (barangkali) bapaknya yang sungguh baik hati. Sejak kecil, pencipta lagu begitu dituntun agar menjadi anak yang baik. Demikianlah usaha si bapak berbuah nikmat, cita-cita si anak (pencipta lagu) tercapai.
Saya pikir, bukan hanya di kalangan Toba ungkapan seperti itu ada. Di berbagai budaya dan kelompok masyarakat, pasti ada luapan emosi terhadap figur luar biasa seorang bapak. Dan inilah yang menjadi suatu permenungan bagi Paus Fransiskus untuk mengumumkan bahwa 8 Desember 2020-8 Desember 2021 menjadi Tahun Santo Yosef.
Baca Juga: Paus Umumkan Tahun Santo Yusuf, Ini Cara Dapatkan Indulgensi
Sembari mengumumkan tahun khusus ini bagi umat Katolik, Paus Fransiskus mengeluarkan Surat Apostolik Patris Corde (Hati Seorang Bapa). Di dalamnya, Sri Paus sungguh memaparkan secara sederhana siapa Santo Yosef yang telah diangkat menjadi Pelindung Gereja Semesta 150 tahun yang silam.
Keutamaan Santo Yusuf
Santo Yusuf yang menjadi sentral deskripsi Paus Fransiskus adalah suami Maria, ayah Yesus Kristus. Ia seorang tukang kayu di Nazareth. Menikah dengan Maria oleh karena rencana Sang Ilahi. Namun, selebihnya tidak banyak dikisahkan tentang Yusuf dalam Kitab Suci orang Kristen. Sekalipun demikian, magisterium dan warisan tradisi Gereja sejak abad pertama telah banyak berbicara tentang teladan sang santo.
Yusuf adalah seorang lelaki yang sederhana namun beriman teguh kepada Tuhan. Ia menjadi seorang bapak yang sungguh dikasihi banyak orang. Kehadirannya dalam keluarga yang membimbing dan membesarkan Yesus didasari oleh kasih dan kelemahlembutan hati.
Demikian juga sikap ini diperbuat kepada Maria, istrinya. Selain itu, di dalam diri Yusuf tertanam ketaatan sejati kepada Allah. Pernah Yusuf merasa ragu untuk mengambil Maria menjadi istrinya.
Namun, Tuhan tidak membiarkan hal itu mengganggu iman Yusuf. Diminta-Nya Yusuf untuk tetap percaya dan setia, maka Yusuf pun taat pada Tuhan dan melakukan segala yang diminta-Nya.
Sebagai seorang yang takwa pada Tuhan, Yusuf tidak pernah mundur dari segala tantangan yang dialaminya. Meskipun hanya seorang tukang kayu, ia tekun bekerja untuk menghidupi keluarga yang dimilikinya.
Ia dengan berani meretas pandangan yang meremehkannya, "Bukankah ia hanya seorang tukang kayu?" Keberaniannya berhadapan dengan pandangan sebelah mata orang justru menjadi nilai plus Yusuf.