Lihat ke Halaman Asli

Etnomatematika dalam Kebudayaan Masyarakat Pati "Tradisi Mubeng Punden"

Diperbarui: 15 Januari 2023   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki banyak sekali keberagaman. Keberagaman tersebut tidak dijadikan perbedaan tetapi dijadikan sebuah persatuan. Salah satu keberagaman tersebut salah satunya kebudayaa atau budaya. Setiap daerah tentunya memiliki kebudayaan tersendiri dan berbeda dengan daerah lain. Di Jawa Tengah, khususnya di kota Pati memiliki kebudayaan "Tradisi Mubeng Punden".

Punden merupakan sebuah tempat yang dianggap sakral yang dipercaya oleh masyarakat sebagai petilasan orang terdahulu yang berjasa dalam membangun desa. Di beberapa daerah masih percaya bahwa Punden sebuah tempat sakral. Sebagian besar desa di Kota Pati mempercayai bahwa punden sebagai tempat para leluhur desa. Tradisi mubeng punden ini sebuah tradisi dimana ketika terjadi pernikahan, pengantin harus di bawa ke punden. 

Setelah akad, pengantin dan pengiring-pengiringnya harus memutari punden. Dalam memutari punden harus ada pengantin, pembawa kembang mayang, dan sanak saudara sebagai penggiring. Tradisi mubeng punden ini dipercaya agar pengantin memiliki pernikahan yang langgeng.

Tradisi mubeng punden memiliki filosofi untuk memperkenalkan calon pengantin kepada leluhur desa agar dijaga dan diterima dengan baik oleh leluhur desa. Masyarakat percaya bahwa doa dan restu leluhur desa perlu. Hal itu dikarenakan dari cerita turun-temurun, jika tidak mengikuti Tradisi Mubeng Punden pengantin akan tertimpa musibah. Musibah tersebut seperti penyakit, masalah keluarga, ataupun perceraian.

Tradisi mubeng punden ini juga dapat dikaitkan dengan pembelajaran etnomatematika. Etnomatematika dalam tradisi mubeng punden ini berkaitan dengan konsep permutasi dan konsep Luas dan keliling. Penerapan Etomatematika tradisi mubeng punden dengan konsep permutasi yaitu berkaitan dengan banyak cara/susunan dalam mengelilingi punden. Dalam mengelilingi punden terdapat sepasang pengantin, pembawa bunga mayang, orang tua, pemangku adat, dan beberapa pengiring. 

Nah, urutan dalam mengelilingi punden ini dapat dikaitkan dengan konsep permutasi. Kita dapat menghitung berapa banyak urutan dengan syarat sepasang pengantin harus berdekatan. Penerapan etnomatematika tradisi mubeng punden dengan konsep keliling yaitu tentang berapa luas dan keliling punden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline