Lihat ke Halaman Asli

adita dwi k.

mahasiswa

Pengalaman Asistensi Mengajar di SMKN 2 Malang, Mengenal Lingkungan Pendidikan dan Mengasah Skill

Diperbarui: 2 Desember 2024   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Program asistensi mengajar merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa secara kolaboratif dibawah bimbingan guru dan dosen pembimbing di satuan pendidikan formal. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperdalam ilmu dan pengalaman melalui kegiatan mengajar secara langsung dalam dunia satuan pendidikan.

Pada kesempatan kali ini, penulis berkesempatan untuk mengikuti program asistensi mengajar di SMKN 2 Malang dengan tujuan agar dapat mengasah kempampuan dalam menyalurkan ilmu kepada peserta didik secara langsung. Dalam kegiatan ini, penulis dapat menyaksikan serta ikut andil dalam jalannya kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah. Berbeda dengan SMA, lingkungan pembelajaran di SMK lebih fokus ke arah mengembangkan keterampilan tertentu sesuai dengan program studi masing-masing yang telah dipilih oleh siswa. Pada program asistensi mengajar kali ini, penulis ditugaskan untuk mengajar di salah satu program studi yang sejalan dengan program studi yang telah dipelajari oleh penulis selama di dunia perkuliahan yaitu program studi Tata Boga atau biasa dikenal juga dengan Kuliner.

Pengalaman Terjun Langsung di Lingkungan Pendidikan

Di mata orang yang awam mengenai lingkungan pendidikan, gambaran tentang kegiatan yang terjadi hanyalah sebatas guru memberikan materi pembelajaran di depan kelas dan peserta didik menerima seluruh materi yang telah dibawakan oleh guru. Namun pada kenyataannya, kegiatan di lingkungan pendidikan lebih dari itu. Lingkungan pendidikan memiliki alur kerja yang kompleks dan tertata rapi. Mulai dari kegiatan administrasi pendidikan, pengelolaan sarana dan prasarana, layanan, kegiatan operasional harian, dan masih banyak lagi. Lingkungan pendidikan memiliki struktur organisasi yang tertata dengan baik sehingga masing-masing staff yang bekerja di dunia pendidikan dapat langsung memahami tentang bidang kerjanya masing-masing dengan baik.

Struktur organisasi sekolah adalah kerangka yang memastikan operasional sekolah berjalan dengan efektif dan efisien, mendukung pencapaian visi dan misi pendidikan, serta memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat. Di puncak struktur ini adalah Kepala Sekolah yang bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan sekolah, termasuk penyusunan kebijakan, pengelolaan sumber daya manusia dan keuangan, serta menjalin hubungan eksternal.

Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah yang mengkoordinasikan bidang-bidang spesifik seperti kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, serta hubungan industri. Koordinator Program Keahlian, yang mengawasi pelaksanaan program kejuruan tertentu, memastikan bahwa kurikulum dan pelatihan sesuai dengan standar industri.

Tenaga Administrasi mendukung operasional sekolah melalui pengelolaan administrasi siswa, kepegawaian, keuangan, dan dokumentasi. Komite Sekolah, sebagai wadah partisipasi masyarakat, memberikan masukan terhadap kebijakan sekolah, mendukung program-program pendidikan, dan menjalin hubungan dengan orang tua siswa serta masyarakat luas. Selain itu ada juga Kepala program atau Kaprog yang bertanggung jawab sesuai dengan program keahlian di masing-masing jurusan.

Selama menjalankan kegiatan asistensi mengajar, penulis dapat langsung melihat dari dekat tentang kegiatan operasional yang selama ini berlangsung di lingkungan sekolah. Penulis bahkan ikut andil dalam kegiatan administrasi berupa pembuatan modul dan bahan ajar yang akan dibawakan selama jam pembeljaran. Selain itu, penulis juga diberikan kesempatan untuk membantu tim piket sekolah untuk menyambut kedatangan siswa di lingkungan sekolah.

Mengasah Skill Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Pada dasarnya, penulis telah diberikan bekal untuk melakukan kegiatan mengajar peserta didik. Bekal yang diberikan biasa diterima dari mata kuliah yang berhubungan dengan pendidikan. Salah satu contohnya adalah kegiatan mikro teaching yang memberikan gambaran mengenai hal apa saja yang harus dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Mulai dari kegiatan membuka dengan salam, memberikan pertanyaan pemantik, memulai pemberian materi hingga salam penutup.

Gambaran yang telah dipelajari oleh penulis selama ini memberikan bekal yang cukup sebagai awalan untuk memulai kegiatan mengajar di depan kelas. Namun tentu saja pada praktiknya tidaklah seratus persen sama dengan teori yang selama ini telah dipelajari oleh penulis. Pada kenyataannya, banyak hal yang membuat penulis harus berimprovisasi agar dapat membuat peserta didik tertarik dengan materi yang dibawakan oleh penulis selama jam pembelajaran. Beragamnya karakter yang dimiliki oleh peserta didik juga merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh penulis. Tidak semua peserta didik memiliki perilaku yang baik dan terpuji sehingga penulis, selaku tenaga pendidik harus membimbing peserta didik tersebut agar dapat mengikuti pembelajaran dengan tertib.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline