Lihat ke Halaman Asli

tiaananda

Universitas Malikussaleh

Rekam Sejarah kemalikussalehan Tentang pengaruh Samudera Pasai terhadap Budaya

Diperbarui: 6 Desember 2024   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Museum Islam Samudra Pasai (sumber: kamera penulis)

     Rekam Sejarah Kemallikusalehan Ditinjau Dari Kuliah Lapangan Ke Museum Islam Samudera Pasai

 

    Samudera Pasai memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan budaya di wilayah Nusantara, khususnya di daerah Aceh dan sekitarnya, bahkan di Asia Tenggara secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa pengaruh utama Samudera Pasai terhadap perkembangan budaya contohnya :

1. Penyebaran Islam dan Pembentukan Identitas Budaya Islam

Samudera Pasai memainkan peran kunci dalam penyebaran agama Islam ke seluruh Nusantara, terutama di wilayah Sumatra dan Semenanjung Malaya. Sebagai kerajaan Islam pertama di wilayah tersebut, Samudera Pasai menjadi pusat pendidikan dan penyebaran ajaran Islam. Sebagai akibatnya, banyak nilai dan tradisi Islam yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat setempat.

  • Adopsi Agama Islam: Setelah masuknya Islam, kehidupan masyarakat di sekitar Samudera Pasai dan wilayah Aceh secara keseluruhan mengalami transformasi besar, baik dalam hal keagamaan, sosial, maupun budaya. Islam tidak hanya memengaruhi aspek spiritual, tetapi juga membentuk pola pikir, seni, bahasa, dan tradisi lokal.

  • Pendidikan Islam: Samudera Pasai menjadi pusat intelektual Islam, dengan banyak ulama dan cendekiawan yang menyebarkan ilmu agama. Pendidikan Islam yang berkembang di Samudera Pasai, melalui madrasah-madrasah dan pesantren, melahirkan generasi-generasi penerus yang membawa budaya keilmuan Islam ke seluruh Asia Tenggara.

2. Pengaruh pada Bahasa dan Sastra


Pengaruh Samudera Pasai juga tercermin dalam perkembangan bahasa dan sastra di wilayah tersebut, terutama bahasa Melayu yang menjadi lingua franca di wilayah Asia Tenggara.

  • Bahasa Melayu: Sebagai kerajaan yang berhubungan erat dengan pedagang dari Timur Tengah, India, dan China, Samudera Pasai menjadi tempat bertemunya berbagai budaya dan bahasa. Bahasa Melayu, yang digunakan sebagai bahasa perdagangan, menjadi lebih berkembang dan menjadi bahasa utama dalam administrasi kerajaan. Pengaruh Samudera Pasai terhadap bahasa ini semakin kuat setelah Islam masuk, karena banyak karya-karya agama dan ilmiah yang ditulis dalam bahasa Melayu.

  • Sastra Islam: Samudera Pasai juga dikenal dengan perkembangan sastra Islam, seperti karya-karya hikayat dan syair yang menggambarkan sejarah dan ajaran Islam. Salah satu karya terkenal dari kerajaan ini adalah "Hikayat Raja-raja Pasai", yang menjadi sumber sejarah penting tentang kerajaan tersebut. Karya-karya ini tidak hanya mencerminkan sejarah politik, tetapi juga menggambarkan pengaruh Islam dalam kehidupan budaya dan sosial masyarakat.

3. Arsitektur dan Seni Islam

Samudera Pasai turut memengaruhi perkembangan arsitektur dan seni Islam di wilayah Asia Tenggara. Seiring dengan masuknya Islam, gaya arsitektur masjid, makam, dan bangunan penting lainnya mulai mengikuti ciri khas arsitektur Islam yang mengedepankan kesederhanaan dan keindahan geometris.

  • Arsitektur Masjid: Masjid-masjid di daerah Aceh dan sekitar Samudera Pasai menunjukkan pengaruh arsitektur Islam yang berkembang di Timur Tengah, dengan penggunaan kubah, menara, dan elemen-elemen dekoratif Islam. Masjid-masjid di Aceh, seperti Masjid Raya Baiturrahman, dapat dilihat sebagai penerus tradisi arsitektur yang dimulai sejak masa Samudera Pasai.

  • Seni Ukir dan Kaligrafi: Seni kaligrafi dan ukir yang berorientasi pada ajaran Islam juga berkembang pesat setelah Samudera Pasai. Kaligrafi Arab sering dijumpai dalam dekorasi masjid dan tempat-tempat ibadah lainnya. Seni ukir dengan motif-motif Islam juga banyak ditemukan pada benda-benda seni tradisional di Aceh dan Sumatra Utara.

4. Pengaruh pada Sistem Sosial dan Hukum

Samudera Pasai juga berkontribusi pada pembentukan sistem sosial dan hukum yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam, yang kemudian dilanjutkan oleh kerajaan-kerajaan Islam di wilayah Aceh.

  • Hukum Islam: Setelah Samudera Pasai, wilayah Aceh menjadi terkenal dengan penerapan hukum Islam, yang dikenal dengan syariah. Sistem hukum ini terus berkembang dalam kehidupan masyarakat Aceh, yang masih mempertahankan banyak elemen hukum Islam hingga saat ini.

  • Adat Istiadat dan Tradisi: Samudera Pasai juga berpengaruh pada adat istiadat Aceh, yang memadukan ajaran Islam dengan tradisi lokal. Misalnya, upacara-upacara keagamaan, pernikahan, dan tradisi lainnya di Aceh banyak dipengaruhi oleh ajaran Islam yang datang melalui Samudera Pasai. Tradisi sep

5. Perdagangan dan Pertukaran Budaya

Sebagai kerajaan yang terletak di jalur perdagangan penting antara Timur Tengah, India, dan China, Samudera Pasai menjadi tempat pertemuan berbagai kebudayaan. Melalui perdagangan, budaya Arab, India, dan China saling mempengaruhi dan menciptakan perpaduan budaya yang khas.

  • Perdagangan Rempah-rempah dan Kain: Samudera Pasai merupakan pelabuhan utama dalam perdagangan rempah-rempah dan barang-barang lainnya. Ini tidak hanya membawa barang fisik, tetapi juga ide-ide budaya, seni, dan teknologi. Sebagai contoh, kain-kain dari Timur Tengah dan India menjadi bagian dari pakaian tradisional masyarakat di wilayah tersebut.

  • Penyebaran Teknologi dan Ilmu Pengetahuan: Melalui hubungan perdagangan, Samudera Pasai juga turut membawa teknologi baru, seperti cara-cara pembuatan kapal, sistem irigasi, dan pengetahuan medis yang dikembangkan di dunia Islam.

erti meugang (ritual makan bersama sebelum Ramadan) dan peusijuek (upacara pemberkatan) juga memiliki akar dalam budaya Islam yang berkembang sejak masa Samudera Pasai.

6. Warisan Budaya dalam Seni Pertunjukan

Kesenian tradisional Aceh, seperti tari saman dan musik gamelan, sebagian besar berkembang setelah pengaruh Samudera Pasai. Meskipun tari saman dan musik gamelan lebih dikenal sebagai bagian dari budaya Aceh pasca Samudera Pasai, perkembangan seni pertunjukan ini memiliki hubungan erat dengan budaya Islam yang disebarkan oleh Samudera Pasai.

          Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M. Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera,kota Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.Seorang pengembara Muslim dari Maghribi.

           Seiring perkembangan zaman, Samudera mengalami kemunduran, hingga ditaklukkan oleh Majapahit sekitar tahun 1360 M. Pada tahun 1524 M ditaklukkan oleh kerajaan Aceh.

SILSILAH

  • 1. Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)

  • 2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)

  • 3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 1345)

  • 4. Sultan Malik Az-Zahir (1346)

  • 5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang memerintah (1346-1383)

  • 6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang memerintah (1383-1405)

  • 7. Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412)

  • 8. Sultan Sallah Ad-Din yang memerintah (1402)

  • 9. Sultan yang kesembilan yaitu Abu Zaid Malik Az-Zahir (1455)

  • 10.Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, memerintah (1455- 1477)

  • 11.Sultan Zain Al-'Abidin, memerintah (1477-1500)

  • 12.Sultan Abdullah Malik Az-Zahir, yang memerintah (1501-1513)

  • 13.Sultan Zain Al'Abidin, yang memerintah tahun ( 1513-1524)

Adapun jalur silsilahnya hingga Nabi Muhammad antara lain :

Jalur Sultan Alaiddin Maulana Sayyid Abdul Aziz Syah (Sultan Perlak 1)

  • Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

  • Fatimah Az-Zahra

  • Husein Asy-Syahid

  • Ali Zainal Abidin

  • Muhammad Al-Baqir

  • Ja'far ash-Shadiq

  • Muhammad Ad Dibaj

  • Ali Al Muktabar Al Harisi (Shiraz, Persia)

  • Sultan Alaiddin Maulana Sayyid Abdul Aziz Syah (Sultan Perlak 1, 847-871 M)

  • Meurah Makhdum Bahrum (Perdana Menteri Perlak, 900 M)

  • Meurah Makhdum Ahmad (Perdana Menteri Perlak pada masa Sultan Perlak 2, Alaiddin Abdurrahim Syah 871-896 M)

  • Sultan Makhdum Alaiddin Abdulkadir Syah (Sultan Perlak V, 927-931 M)

  • Sultan Makhdum Alaiddin Muhammad Amin Syah (Sultan Perlak VI, 931-947 M)

  • Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Syah (Sultan Perlak VII, 947-971 M)

  • Meurah Makhdum Malik Isak (Raja Linge, 976-1012 M)

  • Meurah Makhdum Malik Masir (Raja Linge)

  • Meurah Makhdum Malik Ibrahim (Raja Jeumpa)

  • Meurah Makhdum Ahmad (Perdana Menteri Jeumpa, di Samarlanga)

  • Meurah Makhdum Malik Ahmad (Raja Jeumpa)

  • Sultan Malik Al-Saleh (1267-1297 M)

Penjelasan tentang peninggalan kerajaan samudera pasai yang berada di museum aceh

     

Deureuham atau dirham Alat tukar yang sah dari waktu-kewaktu (sumber: kamera penulis)

     

Ada beberapa peninggalan kerajaan samudera paasan yaitu berupa artefak yang berkaitan dengan kejayaan Kesultanan Samudera Pasai, Salah satunya adalah alat tukar yang sah, yang bisa dipertukarkan dari waktu-ke waktu ialah dirham, yang sudah digunakan sang penduduk semenjak ribuan  tahun yang lalu, yang dikenal menjadi alat tukar yang hakiki. Islam memperkenalkan dirham sebagai alat tukar. Istilah dirham, yang artinya uang yang terbuat dari perak. Tetapi di Samudera-Pasai, masih menurut Ibrahim Alfian, dirham maknanya adalah uang dari emas. Uang emas ini beratnya 0,57 gram, mutu 18 karat dengan garis tengah satu centimeter Mata uang emas ini diperkirakan berasal dari Samudera Pasai (abad ke 13-16) karena ditemukan di situs Cot Astana, Aceh Utara.

          Museum ini juga menampilkan berbagai artefak lain yang berkaitan dengan kejayaan Kesultanan Samudera Pasai, seperti:

1. Naskah-Naskah Kuno

Terdapat manuskrip dan kitab-kitab keagamaan, termasuk salinan Al-Qur'an, teks-teks fiqih, dan karya sastra Arab-Melayu yang menunjukkan peran Samudera Pasai sebagai pusat keilmuan Islam.

2. Mata Uang Dirham

Kesultanan Samudera Pasai dikenal sebagai kerajaan pertama di Nusantara yang menggunakan mata uang logam yang berupa dirham dalam transaksi perdagangan. Mata uang ini menunjukkan hubungan dagang yang kuat dengan dunia Islam internasional.

3. Batu Nisan Sultan Malik Al-Saleh

Batu nisan dari Sultan pertama Samudera Pasai ini menjadi salah satu bukti keberadaan dan pengaruh Islam di kawasan tersebut dan ukiran kaligrafi Arab pada batu nisan ini mencerminkan seni Islam yang berkembang pesat pada masa itu

4. Peralatan Perdagangan 

Disini ada koleksi berupa koin yang menunjukkan peran Samudera Pasai sebagai pusat perdagangan maritim yang strategis.


5. Senjata Tradisional

Disini ada senjata yang berupa pedang yang digunakan untuk pertahanan Kesultanan juga dipamerkan. Artefak ini mencerminkan kekuatan militer yang menjaga stabilitas wilayah dan jalur perdagangan.

          Pengaruh Samudera Pasai terhadap perkembangan budaya di Asia Tenggara, terutama di Aceh, sangat signifikan. Kerajaan ini tidak hanya memperkenalkan Islam sebagai agama yang dominan di wilayah tersebut, tetapi juga mendorong perkembangan bahasa, sastra, seni, arsitektur, hukum, dan tradisi yang menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Nusantara. Samudera Pasai, meskipun telah runtuh, masih menjadi salah satu titik penting dalam sejarah kebudayaan Islam di Asia Tenggara.

Dokumentasi Kuliah Lapangan Mahasiawa Universitas Malikussaleh (sumbe: kamera penulis)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline