Lihat ke Halaman Asli

Tiaa

Mahasiswa

Lanskap Baru Dalam Bersastra Melalui Stand Up Comedy

Diperbarui: 7 Desember 2024   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by raditya Fadilla/NOWJAKARTA

Tahukah kalian dengan sosok yang sering tampil di telvisi maupun kanal youtube, seperti Kiky Saputri, Pandji Pragiwaksono ataupun Coki Pardede? Tahukah kalian siapa mereka? Tidak lain dan tidak bukan mereka adalah seorang komika. Komika adalah sebutan untuk seseorang yang melakukan Stand Up Comedy.

Stand Up Comedy, salah satu bentuk hiburan yang populer, melibatkan budaya kontenmporer dengan menampilkan seorang yang secara spontan menyampaikan lelucon kepada penonton (Zoglin, 2021). Stand up comedy biasa juga disebut sebagai komedi tunggal. Biasanya acara ini dapat dibawakan secara langsung dihadapan penonton (show), maupun secara tidak langsung melalui rekaman yang ditayangkan di media.

Stand-up comedy bisa dianggap sebagai cara baru dalam bersastra karena menggunakan bahasa dan teknik yang tidak jauh beda dengan sastra. Sastra itu sendiri merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan atau manifestasi dari kehidupan manusia dan masyarakat (Esten, 1978)

Lalu mengapa stand up comedy dapat dikatakan sebagai caru baru dalam bersastra? Simak penjelasan berikut.

1. Menggunakan monolog

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) monolog adalah pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri. Seorang komika biasa menyampaikan materi leluconnya sendirian di depan para penonton. Materi yang disampaikan umumnya berupa keresahan pribadi yang dialami. Dalam seni sastra, monolog biasanya terdapat di pertunjukan teater.

2. Struktur stand up comedy sesuai dengan alur merangkai cerita 

Stand up comedy biasa disampaikan dengan cara bernarasi atau bercerita. Pada dasarnya struktur stand up comedy adalah set-up dan punchline. Set-up merupakan awalan cerita yang dibangun atau dideskripsikan untuk mengawali sebuah premis komedi agar penonton mulai terbawa suasana dan siap menerima punchline. Sedangkan punchline merupakan puncak terlucu dari sebuah candaan.

Hal ini sejalan dengan ketika kita ingin menuliskan sebuah cerita. Dimana sebelum masuk ke inti cerita, pastilah ada sebuah premis. Premis dalam konteks penulisan cerita merupakan pernyataan yang menggerakkan cerita atau sebuah pernyataan kesan pertama. Premis cerita akan mengantarkan pembaca pada pengenalan tokoh karakter.

3. Penggunaan majas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline