Lihat ke Halaman Asli

Tia Sulaksono

Random writer🔸Random photographer🔸Random learner Menulis itu foya foya rasa. Berpestalah dengannya agar kau bisa membungkam monyet dalam kepalamu yang berisik.

Seorang Anjing dan Tiga Ekor Paijo

Diperbarui: 19 Januari 2025   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dibantu Meta AI

Ketiga Paijo berdiri di depan pagar balai desa untuk menghadang lurah. Seorang pria berkemeja rapi maju memperkenalkan diri, yang disusul oleh seseorang lainnya. 

"Saya Paijo."

"Paijo lagi? Sampeyan yang baju kuning, Paijo juga?" Pak Lurah kaget mendapati kedua nama yang sama.

Paijo baju kuning mengangguk santun. Tanpa sadar Pak Lurah memukul tembok pagar. Sekarang ada tiga nama, pikirnya.

"Cak Paijo ... Ah bagaimana saya harus memanggil nama sampeyan semua satu per satunya?"

"Kulo Paijo Brambang, Pak Lurah. Sebelah saya, yang jidatnya ada codet, itu Paijo Kampret dan yang ujung juragan Paijo," sahut Paijo baju kuning. 

"Singkat saja, Pak Lurah. Kami semua ingin melaporkan penyalahgunaan nama Paijo," ucap juragan Paijo berapi-api.

"Ini gara-gara bocah bernama Ongko, Pak. Dia namai kereknya pakai Paijo." Paijo Brambang menimpali. Tangan kirinya sibuk merapikan kerah baju kuningnya. 

"Intinya kami tak terima nama kami dipakai untuk anjing. Pak Lurah harus bertindak," teriak Paijo Kampret. Suaranya kencang, ludahnya menyembur seperti hujan musim kemarau. 

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline