Lihat ke Halaman Asli

tia damayanti

ORDINARY FOR EXTRA ORDINARY when chemistry lesson and religion merge in touch of art, always want to interpret and inspire, althought it's in simple way

Pesan Idul Fitri: Takwa Tak Sekadar Retorika

Diperbarui: 9 Juni 2020   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#OPINI @7/06/2020 10:26

Pesan Idul Fitri: Takwa Tak Sekadar Retorika

Penulis: Tia Damayanti, M. Pd.*

Momen Idul Fitri memang telah berlalu, namun suasana kemenangan itu masih terasa sampai saat ini. Meskipun di tengah pandemi, semarak Idul Fitri tetap membahana. Kaum muslim merayakannya dengan khidmat sesuai tradisi masing-masing.

Di Indonesia sendiri, tradisi bermaaf-maafan dan bersalam-salaman yang biasanya dengan bertemu muka, kini berganti melalui media sosial. Ucapan selamat Idul Fitri dan harapan-harapan yang menyertainya, beragam dengan kreatifitas khas masing-masing melalui WA, FB, IG dan lain-lain. Namun semua ini tidak mengurangi ketulusan dan keikhlasan dalam bermaaf-maafan, sehingga diri kembali suci.

Secara umum kata 'Id' () dalam Idul Fitri (tulisan baku: id al-Fitri ) berarti kembali, dari kata akar 'aada (). Juga bisa berarti kebiasaan, yang merupakan turunan kata al-Adah (). Karena kaum muslim merayakan 1 Syawal sesuai dengan adat dan kebiasaan yang berbeda-beda. Sementara kata fitri () artinya makan, yang dimaksudkan dari kata afthara -- yufthiru ( -- ), yang artinya berbuka atau tidak lagi berpuasa.

Dengan demikian, jika digabungkan, Idul Fitri berarti hari diizinkannya makan, atau kembali makan setelah berpuasa di bulan Ramadan. Namun sering juga Idul Fitri dimaknai sebagai kembali kepada 'fitrah' () yang berarti suci. Ketika digabungkan akan menjadi Idul Fitrah.

Di dalam memaknai fitrah tahun ini, Presiden Jokowi melalui KUMPARAN pada 23 Mei 2020, merilis pesan Idul Fitri. Menurutnya lebaran kali ini dirayakan dengan cara berbeda dari biasanya, karena masih mewabahnya Covid-19. Perubahan cara berlebaran ini memang sungguh berat. Namun Presiden menekankan bahwa kebersamaan adalah cara untuk melawan dan mengakhiri wabah pandemi. Dari pesan Lebaran ini, jelas tersirat bahwa Presiden menginginkan dan mengharapkan kebersamaan dari semua rakyat.

Tempo.co dalam rilisnya pada Sabtu 23 Mei 2020, menandaskan kembali pesan lebaran Presiden Joko Widodo dalam video conference. Dinyatakan bahwa Presiden mengisyaratkan, bahwa jika Allah benar-benar menghendaki dan jika kita menerima dengan ikhlas dalam takwa dan tawakal, niscaya wabah pandemi global bisa diatasi.

Senada dengan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga menyampaikan dalam acara yang sama, agar umat Islam memperkuat kesabaran, keimanan dan ketakwaan supaya Allah turunkan kesuburan, kemakmuran, keamanan, keselamatan dan dihilangkan berbagai kesulitan. (nasional.tempo.co, 23 Mei 2020)

Kedua pemimpin tertinggi di negara kita sama-sama menyerukan tentang ketakwaan. Secara etimologi takwa berasal dari kata waqa -- yaqi -- wiqayah yang artinya menjaga diri, menghindari dan menjauhi. Sedangkan pengertian takwa secara terminologi adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa, mengutip percikaniman.org.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline