Pada dasarnya, kehidupan sosial di lingkungan masyarakat memiliki sifat dinamis. Artinya, adalah di dalam kehidupan masyarakat selalu terjadi perubahan, tidak berhenti di situ-situ saja. Perubahan-perubahan yang terjadi itu bisa berupa perubahan kecil sampai dengan perubahan besar, serta perubahan tersebut juga memberikan dampak yang besar.
Dilansir dari Kompas.com, perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dimana perubahan tersebut memengaruhi sistem sosial, sikap, nilai, serta pola perilaku seseorang dalam kelompok. Setiap orang atau masyarakat pasti mengalami perubahan dalam komunitas dan juga lingkungan keluarganya.
Selanjutnya dengan perubahan sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat tentu saja dapat membentuk suatu akibat. Oleh karena itu, untuk dapat menanggulangi akibat yang terjadi ini, dibutuhkannya komunitas-komunitas tertentu yang berperan sebagai penggerak untuk melakukan suatu perubahan khususnya dalam bidang lingkungan.
Dalam Pratama (2020), dijelaskan bahwa perubahan sosial terjadi karena akibat dari adanya ketidakpuasan sekelompok masyarakat karena suatu kondisi sosial yang berlaku pada masa-masa tertentu sehingga dapat memengaruhi mereka (sekelompok masyarakat) secara pribadi.
Berkaitan dengan perubahan sosial tersebut, kita dapat melihat contoh dalam hal pariwisata di Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia sangat kaya akan sumber daya alamnya begitupun dalam bidang pariwisatanya. Telah banyak tempat-tempat wisata yang di buka ditengah pandemi saat. Namun pembukaan tempat wisata ini juga harus mengikuti izin dan prosedur akan protokol kesehatan yang telah dibuat oleh Pemerintah.
Melihat banyak tempat pariwisata yang ada di Indonesia, tentu awalnya semua tempat tersebut mendapat perawatan yang sangat-sangat ekstra. Akan tetapi, tindakan awal dari pembentukan tempat wisata tersebut adalah tindakan yang merusak lingkungan. Karena awalnya tempat tersebut belum terjamah oleh manusia, dalam hal ini masih sangat alami.
Sejak dijadikan sebagai tempat wisata, tempat tersebut semakin lama menjadi tidak terlalu diperhatikan. Pengelola dari tempat pariwisata tersebut mungkin masih memerhatikan terkait kebersihan tempat wisata tersebut.
Namun tidak lebih mendalam, terkait penanaman pohon jika tempat wisata tersebut awalnya terdapat banyak pepohonan, selain itu kurangnya pengetahuan akan pemilahan sampah pada tempat wisata tersebut.
Adapun contoh-contoh lain diantaranya seperti membersihkan atau mencuci tangan menggunakan bahan kimia di alam terbuka dapat merusak ekosistem. Maksudnya adalah ketika mencuci tangan, kita harus melihat terlebih dahulu dimana tempat kita berada jangan asal cuci tangan.
Hal ini karena dengan mencuci tangan menggunakan sabun di sembarang tempat, maka limbah dari air sabun tersebut dapat mencemari lingkungan sekitar baik itu bagi tumbuhan ataupun ikan-ikan dilaut.
Aktivitas wisata lain yang dapat merusak lingkungan adalah keramaian. Dimana terdapat tempat-tempat yang akhirnya menjadi viral, berdasarkan pada keindahannya yang tersebar di media sosial.