Lihat ke Halaman Asli

Thurneysen Simanjuntak

Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

Semakin Terdepan, Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN

Diperbarui: 20 Juni 2023   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Tangkapan Layar dari Youtube Bank Indonesia

Ketika istri membersihkan lemari, beberapa uang koin terjatuh dan menggelinding di lantai. Anak kami pun mencoba memungutnya dari lantai.

"Ini uang koin apa Ma? Koq berbeda dengan uang koin yang biasa saya lihat?" Tanyanya penasaran.

Lantas, istri menjelaskan kalau itu adalah uang koin negara asing. Sekaligus menyampaikan kalau itu dulu diperoleh istri setiap melakukan perjalanan ke luar negeri.

Sepulang dari sana, istri pasti selalu membawa pulang uang koin kembalian dalam tasnya. Lama kelamaan, uang koin itu pun semakin bertambah.

Sayangnya, uang itu kemudian hari tidak terpakai karena tidak bisa digunakan di dalam negeri. Dan, belum tentu selalu ada rencana perjalanan lagi ke sana untuk menggunakan uang koin tersebut.

Sekarang, uang koin itu pun tinggal kenangan.

Uang Koin Asing (Dokumentasi Pribadi)

Sebenarnya, itulah salah satu kelemahan melakukan pembayaran dengan uang tunai di negara lain. Sering sekali kita mendapat kembalian dengan uang koin, yang pada akhirnya tidak dapat digunakan kembali. Atau bisa saja uang koin itu tercecer entah ke mana.

Atau, menurut hemat saya, sama saja seperti kita memperoleh permen kembalian kalau berbelanja di mini market. Permennya tidak bisa digunakan kembali, hehe ...

Belum lagi setiap mau keluar negeri harus selalu menukarkan uang rupiah kita ke mata uang negara yang dituju. Merepotkan sekali bukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline