Lihat ke Halaman Asli

Thurneysen Simanjuntak

Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

Polisi Presisi Dambaan Masyarakat

Diperbarui: 16 Juni 2021   02:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sinergi polisi dan warga di perumaan penulis (sumber gambar: WAG warga Taman Cibiru)

Ketika masih kecil, sering sekali orang tua atau orang dewasa bertanya kepada anak-anak tentang cita-cita mereka. Barangkali ini merupakan cara orang tua untuk mengajarkan dan menanamkan arti pentingnya memiliki cita-cita sejak dini. Dan ternyata, tidak jauh berbeda dengan keluarga kami.

Dulu semasa kecil, kalau adik saya ditanya, "Apa cita-citamu kelak?"

Dengan sigap dan bersemangat dia pasti akan menjawab, "Mau menjadi seorang polisi".

Alasan adik saya sangat sederhana. Polisi itu menurutnya berwibawa dan senang memberikan pertolongan pada orang yang membutuhkan. Misalnya, menangkap penjahat yang mengganggu atau merugikan kehidupan masyarakat.

Begitulah pemahaman adik saya tentang polisi. Walaupun pada akhirnya, cita-cita kecilnya itu memang tidak kesampaian ketika sudah dewasa, tentu karena pengalaman berikut juga memengaruhinya, sehingga cita-citanya pun ikut berubah.

Satu hal yang mau saya sampaikan, ternyata kalau bicara tentang cita-cita anak-anak, memang unik. Ternyata, tidak sedikit anak-anak yang menjadikan polisi sebagai salah satu daftar cita-cita mereka. Kira-kira, mengapa begitu iya?

Menurut hemat saya, anak-anak umumnya akan mengungkapkan sesuatu berdasarkan pengalaman mereka. Baik itu dari apa yang mereka lihat dan dengar. Intinya, anak-anak biasanya akan jujur mengungkapkan pengalaman tersebut.

Tentu bisa berbeda dengan pengalaman orang lain. Sebut saja orang dewasa yang pernah berurusan dengan polisi karena melakukan pelanggaran atau mungkin saja kejahatan. Kalau ditanya, diantara mereka tentu ada yang merasa antipati atau tidak senang dengan polisi tersebut.  

Pengalaman ternyata akan membentuk pandangan atau persepsi seseorang tentang sesuatu. Begitu halnya dengan pandangan seseorang tentang polisi. Seperti yang sudah saya paparkan di atas, baik itu pengalaman adik saya atau orang dewasa yang pernah berurusan dengan polisi karena pelanggaran atau kejahatan.

Tapi kalau mau jujur, terlepas dari pengalaman yang dimiliki, pernahkah kita bertanya secara serius pada diri sendiri, apa jadinya kalau polisi itu tidak ada?

Jalanan pasti sembraut karena tidak ada polisi yang bertugas untuk mengatur lalu lintas. Apalagi tingkat kesadaran masyarakat kita yang masih rendah saat berkendara di jalan raya. Lihat saja, faktanya di lapangan. Tidak sedikit orang yang menerobos lampu merah dan melanggar rambu-rambu lalu lintas ketika tidak dilihat polisi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline